RADARSEMARANG.COM – Berkemah kini tak selalu harus repot. Tidak harus tinggal di tenda kain. Berbagai fasilitas bisa didapatkan dengan mudah. Glamping menawarkan pengalaman berkemah dengan rasa mewah.
Belakangan ini, glamorous camping atau dikenal glamping menjadi aktivitas hits yang digandrungi wisatawan. Glamping menawarkan pengalaman berkemah dengan sejumlah fasilitas mewah. Tidak perlu direpotkan dengan berbagai tahapan dan persiapan. Seperti mendirikan tenda, tidur beralaskan tanah dengan sleeping bag, hingga memasak dengan peralatan sederhana.
Silancur Glamping salah satu tempat yang menawarkan suasana berkemah namun tak mau repot. Cukup membawa peralatan pribadi seperti baju ganti dan peralatan mandi. Di Silancur Glamping pengunjung mendapatkan perlakuan full service.
Lokasinya berada di kaki Gunung Sumbing. Tepatnya Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang. Tempatnya lebih tinggi tak jauh dari Silancur Highland. Silancur Glamping menawarkan berbagai fasilitas dan daya tarik yang megah. Sayang jika dilewatkan oleh para pencinta glamping.
Pengunjung dapat menitipkan kendaraan di lapangan yang sudah disediakan petugas parkir. Dari lokasi parkir menuju area camping hanya berjarak 100 meter. Pengunjung akan di sapa oleh berbagai macam tanaman di area persawahan. Mulai dari kebun strawbery, onclang, kubis, kentang dan lain sebagainya.
Supervisor Silancur Glamping Riko Jatmiko mengungkapkan pengunjung cukup merogoh kocek Rp 650 ribu, bisa langsung check in. Maksimal dua orang. Terhitung dari pukul 14.00 hingga pukul 12.00 hari berikutnya. Jika bersama keluarga atau teman, per kamar bisa memuat empat orang dengan biaya tambahan Rp 75 ribu. “Harga tersebut sudah termasuk welcome drink, breakfast, dan lainnya,” katanya kepada Jawa Pos Radar Magelang.
Kuota pun terbatas. Silancur Glamping ini hanya memiliki lima kamar. Terdiri dari dua kamar biasa dan tiga kamar dengan beranda jaring yang menghadap ke timur. Harga kamar berberanda jaring lebih tinggi yaitu Rp 750 ribu.
Silancur Glamping juga menyediakan paket tambahan. Di antaranya, paket Honey Moon dengan tambahan biaya Rp 250 ribu. Ada pula paket Anniversary dan Birthday dengan ongkos tambahan Rp 300 ribu. Terakhir yaitu paket Romantic Dinner on Decking dengan tambahan Rp 500 ribu.
“Biasanya kalau weekend full. Kebanyakan dari Semarang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang. Mereka ingin menikmati udara sejuk pegunungan sekaligus healing melepas penat rutinitas kerja,” jelas Riko.
Ketika datang, pengunjung akan disambut dengan welcome drink. Ada teh, kopi, dan air hangat. Disediakan pula meja dan kursi di beranda untuk bersantai menikmati bentangan alam sampai puas. Jika suasana cerah, mata pengunjung dimanjakan dengan pemandangan semesta. Mulai dari Gunung Giyanti, Tidar, Andong, Telomoyo, Ungaran, Merbabu, Merapi, bahkan Lawu.
Golden sunrise juga bisa dinikmati. Muncul dari bilah antara Gunung Merbabu dan Merapi. Bahkan semburat jingga dan lengkungan garis bumi juga terlihat. Sebelah timur dan barat bangunan memang sengaja dibuat dari pintu kaca. Supaya mata pengunjung tertuju pada hamparan hijau persawahan dan gunung di Kabupaten Magelang.
Untuk kategori glamping di pegunungan, dari segi fasilitas pun tergolong mewah. Bentuknya pentagon yang menyerupai rumah mini. Berbaris memanjang dari utara ke selatan. Silancur Glamping memiliki luas sekitar satu hektare lebih. Setiap kamar dihubungkan dengan jembatan mini. Di sekelilingnya terdapat tanaman hias sehingga memberikan kesan asri.
Tempat tidur pun double bed. Tebal, empuk, dan comfortable. Terdapat akses listrik untuk mengisi ulang perlengkapan elektronik. Ditambah smart TV yang menempel di dinding. Sehingga pengunjung bisa nonton sembari tiduran.
Ada juga lemari kecil untuk meletakkan barang pribadi. Kesan mewah juga terlihat dari desain kamar mandi. Terdapat shower dengan air hangat dan kloset duduk. “Kami juga menyediakan dua handuk dan sikat. Pokoknya pengunjung benar-benar kita manjakan,” ucap Riko.
Riko menambahkan, pihaknya juga melayani antar jemput Glamping-Magelang Kota dengan tarif Rp 250 ribu dan Glamping-Jogjakarta Rp 500 ribu.
“Kami juga melayani keliling half day di Kecamatan Kaliangkrik diluar harga tiket dan parkir dengan tarif Rp 250 ribu,” jelasnya. Kedepan, pihaknya berencananya akan menambah resto untuk memberikan pengalaman kuliner bagi pengunjung.
Merbabu Park juga menyediakan fasilitas “berkemah” layaknya hotel. Letaknya di ketinggian Gunung Merbabu, masuk wilayah Getasan, Kabupaten Semarang. Bila dari taman wisata Kopeng, masih naik ke atas. Suhu cukup dingin.
Di Merbabu Park tersedia dua fasilitas glamping. Masing-masing bisa diisi hingga 8 orang. Meski kapasitas asli hanya empat orang.
Glamping berbentuk bulat panjang. Diameter empat meter dan panjang sekitar enam meter. Di dalamnya sudah terpasang dua kasur ukuran besar. Satu kamar mandi dan satu televisi jadi fasilitas lain.
Elia Hana, petugas di lokasi menyebut, glamping itu biasanya diisi keluarga. Biasanya mereka ingin mendapatkan waktu kualitas bersama saudara. “Di sini sinyal telepon sangat sulit. Sehingga jika tinggal di sini, akan diisi dengan berbagai kegiatan bersama,” tutur dia.
Biaya untuk menginap di glamping tersebut yakni Rp.600.000 semalam. Tamu akan mendapatkan sarapan sejumlah empat orang. Bila tambah personel, maka kena biaya tambahan namun tidak mahal.
Selain glamping, mereka juga menyediakan gasebo. Bisa untuk menginap beramai-ramai dan lebih ekonomis. Tidurnya tidak dengan springbed melainkan matras. Hampir menyerupai kemah di alam bebas.
Hidup ala Indian dengan Fasilitas Kekinian
Glamping juga ada di Kabupaten Pekalongan. Tepatnya di Desa Limbangan, Kecamatan Karanganyar. Namanya La Ranch Glamping. Areanya didesain dengan konsep ala-ala alam suku Indian di benua Amerika. Namun di dalam tenda fasilitasnya serba kekinian alias modern.
La Ranch Glamping memang mengajak pengunjung untuk merasakan suasana di belahan benua Amerika ratusan tahun silam. Tata lanskapnya dibuat sedemikian mirip.
Begitu masuk, pengunjung akan langsung disuguhi gapura ala-ala bangunan suku Indian. Jika berkunjung pada momen tertentu, pengunjung akan disambut gadis-gadis yang berdandan seperti suku Indian. “Biar vibes-nya dapat, seperti di Indian betulan,” kata Afid, salah satu pekerja La Ranch.
Total ada 12 tenda di La Ranch. Keduabelas tenda ini letaknya melingkar menghadap arena api unggun. Semua tenda menggunakan nama-nama binatang.
“Api unggun dinyalakan malam hari saat barbeque. Itu salah satu fasilitas untuk pengunjung,” ucapnya.
Saat RADARSEMARANG.COM ke sana pada Kamis (9/6) lalu La Ranch sepi. Hanya satu tenda yang terpakai pengunjung. Mereka satu keluarga, menginap di tenda Anoa. Isti, salah satu dari mereka mengatakan, menginap di La Ranch seperti camping tapi dengan fasilitas modern.
“Iya, cocok sih buat yang pengen merasakan camping tapi nggak mau repot mendirikan tenda dan lain-lain. Ke sini bawa badan aja udah cukup,” ujar pengunjung asal Sragi, Kabupaten Pekalongan ini.
Ia mengatakan, fasilitas di tenda terbilang lengkap. Ada pendingin ruangan (AC), dua kasur, meja kecil untuk minum dan makan, gantungan pakaian, selimut, dan WiFi. “Mirip di hotel, tapi ini lokasi di alam. Jadi nyaman,” ungkapnya.
Di tenda memang tidak ada toilet. Toilet berada di satu area tak jauh dari tenda. Pengelola La Ranch Glamping Agus mengatakan, tarif menginap satu malam Rp 465 ribu per tenda. Rata-rata pengunjung La Ranch, kata dia, datang dari luar kota.
“Kalau dipersentase, dari Kabupaten Pekalongan sendiri ada 30 persen. Kebanyakan orang perkotaan yang ingin merasakan bermalam di pedesaan begini tapi tidur dengan nyaman,” katanya. (mia/sas/nra/ton)