27 C
Semarang
Monday, 14 April 2025

Tren Gowes Menurun, Jalur Sepeda di Semarang Banyak Dijadikan Tempat Parkir

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Selama pandemi, minat warga bersepeda meningkat. Hampir di setiap kota pun menyediakan jalur sepeda di jalan protokol. Seperti di Kota Semarang, Kota Salatiga, dan Kota Magelang. Namun kini banyak jalur sepeda yang mangkrak. Bahkan, banyak yang dijadikan area parkir mobil.

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah membuat jalur sepeda di beberapa jalan protokol di pusat kota. Di antaranya, di Jalan Pemuda, Pandanaran, Simpang Lima, Jalan Veteran, dan Gajahmada.

Jalur ini dibuat kurang lebih satu tahun terakhir. Namun kini penggunaan jalur sepeda tidak seramai awal pandemi dulu. Cuaca menjadi salah satu faktor sepinya pengguna sepeda, apalagi saat ini sedang memasuki musim penghujan.

“Sebenarnya sudah sangat bagus, sudah ada dan difasilitasi jalur buat pesepeda. Namun kadang tertibnya cuma pagi (tidak ada parkir, Red). Kalau siang sedikit, dipenuhi parkir mobil,” kata Alamanda Viona, salah satu pesepeda kepada RADARSEMARANG.COM.

Vio –sapaan akrabnya—mengatakan, meski sudah difasilitasi jalur sepeda, cuaca juga menjadi salah satu faktor penggunaan jalur ini tidak maksimal. Apalagi kondisi cuaca saat ini tidak menentu. Kadang pagi ataupun malam hari di akhir pekan kerap hujan.

“Kalau hujan ya memilih alternatif olahraga lain. Selain itu, pesepeda mungkin memilih jalur lain. Misalnya ke arah BSB untuk mencari tempat yang teduh dan udara yang segar,” paparnya.

Arie Nur Kusuma, pesepeda lainnya pun mengakui jika jalur sepeda yang dibuat Pemkot Semarang di jalan protokol saat ini sudah bagus, dan memfasilitasi pengguna sepeda. Namun kembali lagi, faktor cuaca membuat kelompoknya memilih alternatif olahraga lainnya.

“Biasanya setiap Minggu pakai sepedaan, dan menggunakan jalur sepeda. Sudah bagus sih, tapi karena hujan anak-anak memilih alternatif olahraga lainnya,” tambahnya.

Pantauan RADARSEMARANG.COM, jalur sepeda di Kota Semarang masih tampak utuh dengan garis marka berwarna hijau. Misalnya di Jalan Pemuda, Pandanaran, Veteran, dan beberapa ruas jalan lainnya.

Ada sedikit marka yang hilang ataupun tidak jelas pengaspalan ulang, efek dari pembangunan proyek ducting. Meski begitu, secara keseluruhan marka ataupun jalur sepeda yang ada di Ibu Kota Jateng ini masih tampak, dan tak jarang digunakan untuk pengguna sepeda setiap Sabtu dan Minggu pagi. Selain itu, juga pada saat sore hari ketika hari libur.

“Saat ini, pesepeda cenderung turun, mungkin karena masih musim hujan atau faktor cuaca,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang Endro P Martanto.

Endro menambahkan, kembali naiknya angka kasus Covid-19 beberapa waktu lalu dan merebaknya varian omicron yang dibarengi naiknya level PPKM Kota Semarang, jarang ditemui komunitas sepeda yang gowes bareng seperti saat booming tahun lalu.

“Saat ini, lebih ke pesepeda mandiri. Pantauan saya, komunitas jarang sekali, selain karena faktor cuaca,” paparnya.

Pembuatan jalur sepeda di Semarang, kata dia, telah dilakukan Pemkot Semarang setahun lalu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan masukan dari para pecinta sepeda. Pihaknya mengaku beberapa marka ataupun penanda jalur sepeda yang mengalami kerusakan bakal diperbaiki dalam waktu dekat.

“Sudah setahun kita bangun, nah kalau ada marka yang hilang ataupun penanda yang rusak nanti akan kita perbaiki demi kenyamanan dan keamanan pesepeda,” jelasnya.

Dishub, kata dia, juga akan melakukan evaluasi terkait keberadaan jalur sepeda. Misalnya, melihat kebutuhan pesepeda yang menjadi bahan kajian menambah ruas jalan untuk dijadikan jalur sepeda. Selain itu, kajian juga dibuat untuk jalur sepeda yang ada di Jalan Gajahmada, di mana sisi kiri jalan tersebut digunakan untuk parkir kendaraan.

“Kalau di Gajahmada, kita buat jalur sepeda di sisi kanan. Karena parkir pelaku usaha lebih banyak di sisi kiri. Di ruas jalan lainnya, kita juga menertibkan parkir liar yang memakan jalur sepeda setiap hari, karena merupakan zona larangan parkir ,” katanya.

Terkait penambahan jalur sepeda, kata Endro, kemungkinan akan dilakukan ke arah barat ataupun timur. Misalnya, Jalan Siliwangi ataupun Jalan MGR Soegijapranata untuk ke arah barat.

“Yang ke arah timur mungkin kita buat di Jalan Brigjen Sudiarto.  Nanti akan dilakukan kajian dan mapping lagi,” ujarnya. (den/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya