RADARSEMARANG.COM, Bagi pecinta kuliner pedas, kurang lengkap jika tidak mencicipi sambel belut Pak Wardi. Tidak perlu ke Jogja, kuliner pedas ini sudah ada di Kota Semarang. Sambel korek dan cobek bakar menjadi ciri khasnya. Cita rasa pedas dipadu dengan belut yang gurih membuat pelanggan semakin ketagihan.
Menu belut, menjadi salah satu kuliner yang banyak digemari. Rasanya yang gurih, dan teksturnya yang renyah menjadi daya tarik sendiri makanan ini. Salah satunya adalah sambel Belut Pak Wardi. Lokasinya di Jalan Durian Raya No 3 Srondol Wetan Banyumanik. Tepatnya di Taman Kuliner dekat exit gerbang tol Srondol, Banyumanik.
Warung ini baru saja dibuka 26 Februari lalu. Tetapi, ketenarannya di masyarakat patut diacungi jempol. Bahkan setiap hari selalu ramai pengunjung sangat. Sejatinya, warung ini merupakan cabang kedua Warung Sambel Belut Pak Wardi Jogjakarta. Tidak heran, jika yang datang tidak hanya warga lokal. Justru, mayoritas berasal dari luar Kota Semarang yang sengaja ingin mencicipi kuliner pedas tersebut.
Belut yang disajikan berukuran cukup kecil. Sehingga pelanggan yang datang bisa menyantap belut sekaligus dengan tulangnya. Cita rasa gurih dari bumbu belut yang meresap semakin sempurna dengan pedasnya sambal korek. Ditambah dengan lalapan yang segar saat disajikan membuat kuliner satu ini terasa lebih mantap. Penyajiannya sederhana. Sambal, lalapan, dan belut diletakkan satu cobek dan disiram dengan minyak panas. Itu membuat aroma khasnya semerbak. Semua disajikan saat masih panas.
“Yang spesial dan sering dicari itu sambal korek dan cobek bakarnya,” kata Supervisor Warung Sambal Belut Pak Wardi Cabang Semarang Ariyanto kepada Radar Semarang.
Sambal korek dan terasi disajikan mesra dengan belut goreng yang memiliki cita rasa pedas menggoda. Ada dua menu ala carte, original dan cobek bakar. Selain itu ada dua macam belut, belut kecil (Sarimi) dan belut besar (Super). Harganya terjangkau, untuk belut kecil dibanderol Rp 14.000 sedangkan belut besar Rp 18.000.
“Tak perlu khawatir bagi yang tidak suka pedas, menu original bisa menjadi pilihan. Harganya lebih murah, hanya selisih Rp 2.000,” ujarnya.
Selain menu ala carte, tersedia juga paket komplit. Menu ala carte hanya ada tambahan lalapan (kemangi, kubis, mentimun) dan sambal (korek/terasi). Sedangkan paket komplit lengkap dengan nasi, tempe goreng, terong goreng, dan minuman. Warung ini juga menyediakan menu pendamping. Diantaranya, lele, nila, bawal, dan ayam goreng.
“Tapi yang paling diminati tentu saja sambal belut. Untuk menu pendamping memang lebih lambat,” tambahnya.
Untuk pengolahan mulai sambal, bumbu belut, cara penggorengan dilakukan secara khusus. Belut kecil (Sarimi) digoreng hingga kering. Sehingga dapat dinikmati dengan tulangnya. Sementara belut besar (Super) masih menjaga tekstur daging.
“Kalau yang Sarimi itu bener-bener crunchy. Kalau yang Super malah alot kalau digoreng kering,” imbuhnya.
Hari biasa dapat menghabiskan 50 sampai 60 kilogram. Sementara saat weekend bisa mencapai 80 kilogram per hari. “Ramainya itu pada waktu tertentu. Saat jam makan siang dan sore hari. Ada yang kecele karena sudah habis, padahal dari jauh luar kota,” jelasnya.
Salah satu pengunjung Siska mengaku puas setelah menikmati paket komplit belut besar cobek bakar seharga Rp 27.000. Ia baru pertama kali mencicipi kuliner sambal belut. Penasaran lantaran belum pernah merasakan nikmatnya sambal belut.
“Enak sih asin, istimewa dan sambalnya pedas banget. Tempatnya juga cukup bersih dan nyaman,” akunya. (iqbal.amar/fth)