RADARSEMARANG.COM – Patung Animatronik merupakan gabungan dari animasi dan elektronik. Animasi berarti bisa apa saja.
Untuk menggerakkan patung animatronik memakai alat dinamo DC. Sedangkan sumber daya yang digunakan memakai adaptor 12 volt. Aliran listriknya memakai power supply atau adaptor.
“Urut-urutannya dari listrik rumah bisa. Kemudian dicolokkan masuk ke adaptor yang dari AC menuju DC menjadi 12 volt. Baru masuk ke dinamo animatornya animatronik,” bebernya.
Terkait durasi waktu gerak patung animatronik, Iwan Hasto menciptakan cara kerja animator berdasarkan sensor. Termasuk peletakan patungnya juga mempertimbangkan sirkulasi pengunjung.
“Animatronik kan pertama diam. Nah kapan bergerek-geraknya? Ketika orang jalan, nanti kita pasang sensornya berjarak satu atau dua meter dari unitnya. Ketika nanti orang nabrak sensornya, baru unitnya bergerak,” jelasnya.
Contoh lainnya, misal seseorang masuk ke mal. Di pintu mal dikasih jarak tertentu yang menerima semacam sinyal. Kemudian pintunya secara otomatis akan membuka. “Demikian pula dengan sensor patung animatronik ini,” sambungnya.
Iwan Hasto sudah membuat banyak animatronik dinosaurus dengan beragam jenisnya. “Saya sudah bikin banyak yang casing-nya dinosaurus. Ada sekitar delapan sampai sembilan animatronik. Karena saya tidak menyaksikan langsung masa hidupnya hewan tersebut, maka pembuatannya mengacu pada film Jurassic Park,” jelasnya.
Selain itu, karya lain yang dibuat adalah patung Lele Animatronik dengan panjang 6,5 meter yang dipasang di Taman Lele. Ini merupakan pesanan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang.
Baca Juga: Mengenal Iwan Hasto Edi Setiawan, Pencipta Animatronik Pertama di Indonesia
“Kalau yang terbaru ini, membuat Sapi dan Pohon Animatronik yang bisa berbicara. Ini juga permintaan Disparbud Kota Semarang. Ini masih proses, ukurannya satu meter banding satu meter,” ujarnya.
Terkait bentuk dan ukuran, pembuatan patung animatronik paling besar adalah Dinosaurus jenis T-Rex dengan ukuran tiga meter. Namun demikian, rata-rata pembuatan patung jenis Dinosaurus berukuran 2,5 sampai 3 meter.
“Saya pernah dapat orderan dari Trans untuk membuat semacam badak dengan cula tiga. Tapi saya bikinnya yang baby Triceratop. Memang pesanannya yang baby, tingginya 75 sentimeter panjangnya proporsional sekitar dua meter,” katanya.
Terkait tehnis pembuatan, Iwan Hasto mengaku harus ada kesepakatan terlebih dahulu terkait unit atau jenis yang akan dibentuk. Setelah itu, membuat kerangka yang tahan karat sebagai strukturnya. Setelah itu, baru masuk ke mekanisme.
“Jadi kami harus memastikan semua mekanisme geraknya sesuai dengan yang disepakati pemesan. Setelah itu, baru proses pengkulitan, dilapisi spon. Dilanjut ke proses tekstur yang juga seusai dengan kesepakatan unitnya. Baru masuk ke finishing kulitan, memakai silicon dan basic pewarnaan,” bebernya.
Durasi waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan untuk satu unit animatronik sekitar satu bulan. Meski begitu, pembuatan satu unit sama halnya dengan pembuatan empat unit, sama-sama membutuhkan waktu pengerjaan satu bulan.
“Saya punya tim empat orang. Maksimal kapasitas per bulan itu empat unit. Kalau buat satu, ya sebulan, buat empat ya sebulan juga. Tetapi kalau bikin lima bisa menjadi dua bulan. Bikin lima unit sama dengan bikin 8 unit,” katanya.
Sedangkan kapasitas tenaga kerja tim, maksimal ada empat grup. Masing-masing grup terdapat tiga orang dengan peran masing-masing. Satu grup ini bisa menyelesaikan pekerjaan dalam satu bulan bisa jadi empat unit.
Kepala Disbudpar Kota Semarang Indriyasari memang memesan patung Lele Animatronik. “Saya berharap animatronik di Tanam Lele ini bisa menjadi spot selfi dan ciri khas yang menarik wisatawan. Ternyata benar, banyak yang penasaran dengan lele raksasa ini,” bebernya.
Disinggung apakah ada penambahan animatronik serupa di objek wisata lainnya. Tahun ini belum ada penambahan. Tahun 2022 masih fokus mengoperasikan Museum Kota Lama di Bundaran Bubakan yang saat ini terus dipercantik. Selain itu akan ada pengembangan objek wisata baru Kampung Anggrek Sodong, Purwosari, Mijen.
“Nanti akan ada ikon baru disana. Kami akan menyediakan spot-spot baru yang baru akan dibuat tahun depan. Tujuannya tentu menggeliatkan pariwisata,” pungkasnya. (mha/den/ida)