RADARSEMARANG.COM – Dusun Sodong, Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, merupakan salah satu desa penghasil jamur tiram maupun jamur kuping. Sebanyak 50 persen warganya melakukan budi daya jamur.
Menjadi desa penghasil jamur, melalui proses panjang. Awal mulanya terdapat beberapa keluarga muda yang mendapatkan bantuan dan pinjaman dana, akhirnya mencoba dan mencetuskan budidaya jamur. Yakni pada tahun 2000 silam.
Proses budi daya jamur kala itu, beberapa masih harus beli. Seperti log jamur untuk media pertumbuhan jamur harus dibeli dari daerah Kaliurang Yogyakarta.
“Tahun 2003 itu akhirnya sudah mulai membuat lognya sendiri,” ujar Munasikin, salah satu pembudidaya jamur di Desa Sodong kepada RADARSEMARANG.COM.
Pada akhirnya sampai saat ini budidaya jamur yang dicetuskan oleh beberapa keluarga muda tersebut masih digemari dan menjamur di Desa Sodong ini.
Apalagi, sejauh ini kelompok binaan dari pemerintah tentang pembudidayaan jamur di Desa Sodong ini masih belum ada. Jadi pihaknya masih berjalan mandiri.
Kini Desa Sodong memiliki kelompok atau paguyuban budidaya jamur. Misel merupakan nama yang dijadikan ciri khas dari kelompok ini. Diambil dari kata miselium yang ada pada jamur.
Membahas tentang jamur, tidak jauh dari log jamur yang merupakan media dari bubidaya jamur itu sendiri. Satu plastik log jamur berisi serbuk kayu yang dicampur serbuk gergaji.
Nah, serbuk gergaji merupakan media untuk mengatur keasaman atau PH, kapur, dan air. Satu log jamur bisa menghasilkan beberapa ons jamur setiap panennya.
Biasanya satu log jamur tiram bisa menghasilkan sampai 3 ons atau lebih, sedangkan untuk jamur kuping sendiri bisa sampai 3,5 ons atau lebih per 1 log plastik. “Dalam budidaya jamur harus mewaspadai penyakit juga yang kerap menyerang pertumbuhan jamur,” jelas Munasikin pembudidaya jamur.
Hasil dari budidaya jamur kuping lebih banyak dibanding jamur tiram. Namun risiko yang dihadapi pembudidaya lebih besar dibanding jamur tiram. Pasalnya jika sudah terkena penyakit, jamur kuping akan lebih sulit penanganannya.
Saat ini bahan-bahan untuk pembuatan log jamur harus beli dan harganya semakin naik. Seperti serbuk gergaji yang dulu awal proses pembuatan log jamur bisa mengambil cuma-cuma, sekarang harus membeli.
Satu karung serbuk gergaji bisa dihargai Rp 7000. Omzet bulanan budidaya jamur ini bisa mencapai tiga sampai empat juta.
Hasil panenan jamur biasanya langsung diberikan kepada pengepul yang merupakan warga dari Desa Sodong sendiri. “Dari pengepul dikirimkan langsung ke beberapa kota seperti Purwodadi dan Kota Semarang,” kata Munasikin, warga Desa Sodong yang melakukan budidaya jamur. (mg20/ida)