RADARSEMARANG.COM – Program penghijauan terus digalakkan Pemkot Semarang. Setiap jalan protokol ditanami pohon peneduh. Sayangnya, upaya pemkot ini dirusak oleh tangan-tangan jahil. Tak sedikit pohon yang ditanam “dibunuh” secara sengaja.
Kasus pembunuhan pohon di Jalan Gajah Mada dengan cara menyiram solar sempat viral di media sosial. Sebanyak lima pohon Pule itu nyaris mati. Daunnya mulai mengering. Rontok dan tinggal rantingnya.
Beruntung, kondisi itu cepat diketahui petugas Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang. Sehingga pohon yang nyaris mati itu segera dilakukan perawatan khusus. Tanah yang disiram solar, diganti dengan media tanah baru.
Pengamatan koran ini kemarin, sebanyak lima pohon Pule di seberang Kafe Anak Panah Kopi Jalan Gajah Mada yang sempat mengering dan daunnya rontok beberapa waktu lalu, kini sudah terlihat dirawat kembali.
Terlihat sudah ada pergantian tanah, dan pemangkasan daun-daun yang kering di lima pohon tersebut. Sedangkan lima pohon Pule lainnya, tepatnya di seberang Hotel Setos, tampak layu. Sepertinya kurang penyiraman.
“Pohon-pohon peneduh ini perlu perawatan lagi. Ya, memang akhir-akhir ini sudah turun hujan, tapi saking panasnya, pohon itu layu, mungkin perlu disiram,” kata Bayu, warga yang ditemui di Jalan Gajah Mada.
Ia mengakui pohon Pule di Jalan Gajah Mada memiliki banyak manfaat. “Pohon itu biasanya untuk kita ngiyup. Rasanya adem di tengah terik matahari,” ujarnya.
Kepala Disperkim Kota Semarang Ali mengatakan, selain kasus pembunuhan pohon di Jalan Gajah Mada, sebelumnya juga terjadi di Jalan Pemuda, dan sempat disinggung Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam rapat bersama pimpinan Oganisasi Perangkat Daerah (OPD) beberapa waktu lalu.
“Tentu sangat disayangkan, karena pemkot berusaha menghijaukan kota dengan menanam pohon peneduh untuk mengurangi suhu panas. Tapi malah ada yang usil menyiramnya dengan solar ataupun oli,” katanya, Minggu (31/10/2021).
Ali mengaku, pihaknya telah mengusulkan pemasangan CCTV untuk mengawasi fasilitas umum ataupun pohon peneduh. Apalagi belum lama ini ada pencurian perangkat penerangan jalan umum (PJU) di daerah Indraprasta Semarang, sehingga beberapa titik lampu padam.
“Ada juga pencurian perangkat penerangan jalan di Indraprasta. Kami harap ada CCTV yang dipasang untuk mengantisipasi kasus yang sama, termasuk pembununan pohon kemarin. Mau kita laporkan, tapi tidak ada bukti. Jika ada rekaman CCTV mungkin bisa jadi bukti,” tuturnya.
Menurut dia, pohon Pule sengaja ditanam di trotoar untuk peneduh. Jika ada warga yang merasa terganggu, kata dia, harusnya bisa berkoordinasi dengan pemkot. Apalagi, menurut dia, wali kota terbuka jika ada usulan dari warganya.
“Jangan membunuh pohon dengan cara seperti itu. Ini tindakan anarkhis dan tidak boleh dilakukan. Jadi, kalau ada permasalahan silakan berkoordinasi, jangan melakukan tindakan yang merugikan,” jelasnya.
Ali menambahkan, Disperkim sudah mendata aset pohon milik pemkot di wilayah Kota Semarang bagian barat dan timur yang jumlahnya sekitar 10 ribu pohon. Ia berharap kasus serupa tidak terjadi, sehingga tidak merugikan masyarakat lainnya.
“Motifnya nggak tahu apa kok dibunuh pohonnya? Sedangkan yang kasus pencurian komponen penerangan jalan itu, padahal sebenarnya kalau dijual ya nggak seberapa, namun merugikan orang banyak,” katanya.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Suriyaty ketika mendapatkan laporan percobaan pembunuhan pohon di Jalan Gajah Mada langsung dilakukan pengambilan sampel tanah dan mengganti tanah lama dengan tanah baru agar pohon bisa diselamatkan.
“Kita ambil tanah sedalam-dalamnya dan menggantinya dengan media tanam baru, sehingga harapannya pohon bisa diselamatkan,” tuturnya.
Kasus serupa, kata dia, juga pernah terjadi di Jalan Pemuda, tepatnya di depan Mal Paragon. Untungnya, setelah dilakukan perawatan, pohon-pohon yang coba dibunuh ini bisa diselamatkan.
“Kami harap pelaku sadar, pohon ini juga punya hak untuk hidup. Pohon ini bermanfaat sekali sebagai peneduh jalan, apalagi sebagai penyumbang udara bersih,” ujarnya.
Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman mendorong pemasangan CCTV untuk mengawasi semua infrastruktur pemkot yang ada di jalan protokol ataupun taman. Harapannya, agar tidak ada orang jahil yang merusak ataupun mencoba membunuh pohon yang ditaman untuk penghijauan.
“Perlu dipasang CCTV lalu dikoneksikan, ya untuk mengamankan pohon ataupun aset lainnya, misalnya lampu penerangan jalan atau lampu taman. Nah kalau terbukti ada yang merusak dan tertangkap harus diberi sanksi,” katanya.
Pria yang akrab disapa Pilus ini menjelaskan, pohon peneduh perlu ditanam di Kota Semarang sebagai langkah penghijauan dan mengurangi suhu panas. Misalnya, jika ada pemilik usaha ataupun pemilik rumah yang merasa terhalang, bisa dikomunikan ke Pemkot Semarang dengan cara mengirim surat.
“Misalnya, kalau mengganggu jalan atau mengganggu usaha ya lapor ke pemkot, jangan sembunyi-sembunyi menyiram agar terlihat mati lalu ditebang. Ini nggak bener, kadang memang tangan usil ini nggak mau kangelan lapor,” tuturnya.
Pemkot, kata dia, juga harus meningkatkan pengawasan secara rutin untuk menjaga asetny,a termasuk pohon yang ditanam. Selain itu, harus memperluas sosialisasi di dekat pohon yang ditanam. Misalnya, imbauan untuk merawat ataupun tidak merusak pohon dan sarana infastruktur yang ada. (den/fgr/aro)