27.4 C
Semarang
Friday, 20 June 2025

Andi Mutia Azzahra Kuasai Bahasa Urdu dari Teman Kuliah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Sebagai seorang polyglot, Andi Mutia Azzahra memiliki banyak pengalaman menarik. Salah satunya saat melakukan traveling ke pelosok daerah di Pakistan. Dengan bahasa Urdu yang kala itu masih sangat minim dikuasai, ia bertanya arah objek wisata kepada warga lokal. Namun warga itu tak mengerti maksud perkataannya.

Lalu Andi bertanya menggunakan bahasa Inggris, dan warga itu masih juga tak memahaminya. Akhirnya, Andi memilih membuka aplikasi translator untuk menerjemahkan pertanyaannya. Ia menunjukkan ke warga itu agar jawabannya bisa langsung diterjemahkan oleh aplikasi.

“Si bapak bukannya jawab pertanyaanku, tapi malah bilang halo. Pas nunjukin HP-ku, malah dikira lagi nelpon orang,” ceritanya sambil terpingkal kepada RADARSEMARANG.COM.

Andi meminta bapak itu menjawab lewat telepon beberapa kali. Namun si bapak tak juga mengerti dan justru menjawab “halo”. Karena tak mampu menahan tawa, Andi dan teman traveling-nya bergegas pergi. Ia memilih nekat bergantung pada google maps.

Selain sebagian warga pelosok tidak mempelajari bahasa Inggris, mereka juga tidak terlalu mengetahui perkembangan teknologi. Andi memaklumi kejadian itu, tapi ia tak bisa melupakan kelucuan yang terjadi dengan warga lokal.

Sejak SMP, Andi sudah mulai menyukai bahasa Inggris. Saat SMA ia bersekolah di boarding school yang menggunakan bahasa Inggris dan Arab dalam kesehariannya. Ia bahkan sempat menjadi bagian bahasa saat menjadi pengurus di sana.

Kemampuan bahasa Inggrisnya menjadi penunjang studi sarjana saat kuliah di International Islamic University of Islamabad (IIUI) Pakistan. Ia tak punya masalah dengan bahasa Inggris, namun ia harus bersosialisasi dengan warga lokal menggunakan bahasa Urdu. Ia tak punya pilihan lain, dan mulai belajar dari teman kuliahnya yang berasal dari Pakistan.

“Nggak ada kelas formal sama sekali buat bahasa Urdu. Jadi, ya belajarnya langsung praktik,” jelasnya.

Kini, tak hanya bahasa Indonesia, Bajo, Inggris, dan Arab yang dikuasainya, ia cukup memahami bahasa Urdu meski tidak sefasih penutur asli.

Dikatakan, banyak keuntungan yang didapat saat menguasai beberapa bahasa. Salah satunya dapat menawar saat membeli makanan. Kemudian privasi lebih terjaga. “Kalau sama temen dari Indonesia, kita ngobrol di asrama gitu kan orang lain nggak paham. Jadi lebih nyaman curhat dan semacamnya,” imbuh Andi.

Selama kuliah, ia juga memiliki banyak teman dengan latar warga negara yang beragam. Mulai dari Inggris, Tiongkok, Afrika, Thailand, dan lainnya. Masing-masing negara memiliki aksen berbeda saat berbicara bahasa Inggris. Beberap kali ia kesulitan memahami perkataan temannya asal Inggris yang sangat fasih berbahasa Inggris. “Ngomong water aja huruf T dan R-nya ilang, jadi kayak kurang terbiasa dengernya. Karena selama ini pakainya american english,” ujarnya.

Selain itu, aksen Bahasa Inggris mahasiswa asal Tiongkok juga menurutnya sangat sulit dipahami. Sebab, mereka berbicara bahasa Inggris, tapi terdengar seperti bahasa Tiongkok. (taf/aro)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya