RADARSEMARANG.COM – Malam 1 Sura atau 1 Muharram selalu identik dengan momen sakral. Banyak warga dari berbagai penjuru memanfaatkan untuk berwisata religi. Salah satu tempat yang biasanya ramai dikunjungi adalah makam Waliyyullah Hasan Munadi. Lokasinya di Dusun Dampyak, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Pengunjung yang datang untuk berziarah. Tujuannya, menghormati bulan Sura. Ada juga yang meminta doa supaya diberi keselamatan dan keberkahan. Apalagi dengan kondisi sekarang ini, tidak sedikit pengunjung juga berdoa agar pandemi Covid-19 segera usai. Meskipun jumlahnya tampak berkurang dibanding dua tahun sebelumnya.
Pukul 10.48, Senin (9/8/2021), ketika RADARSEMARANG.COM tiba di kompleks makam Waliyyullah Hasan Munadi. Suasana makam terlihat sepi. Hanya ada beberapa pengunjung.
“Pandemi ngeten ya pripun malih. Biasanya jam segini sudah penuh sampai ke lapangan karena di sini saja tidak muat. Kalau sekarang paling hanya satu, dua, atau beberapa,” ungkap Toyibin, salah satu penjaga makam.
Dikatakan, sebelum pandemi, pihak pengurus membuka lapangan untuk tempat tahlil. Karena masih sepi, saat ini pengurus hanya mengandalkan pelataran makam saja. Kendati demikian, pihaknya selalu membuka akses 24 jam untuk peziarah. Tidak ada larangan. Namun, pengunjung diminta untuk selalu taat protokol kesehatan (prokes).
Terkadang ada penjagaan yang dilakukan oleh kepolisian di pertigaan Dusun Blanten. Jika begitu para pengunjung diminta untuk putar balik. Saat ini, lokasi tersebut sudah dipasang CCTV untuk memantau arus kendaraan yang masuk.
“Kalau ada pengunjung ya nanti saya hormati. Walaupun pandemi, tapi kalau ibadah saya nggak berani nolak,” jelas pria asli Desa Gogik, Ungaran Barat ini.
Untuk malam satu Sura tadi malam, pihaknya mempersiapkan sarana dan prasarana. Seperti kitab-kitab tahlil dan Alquran yang tersedia di lemari. Selain itu, lingkungan masjid dan makam juga turut dibersihkan agar pengunjung lebih nyaman. Hanya saja, dua dari tiga pintu masuk ke makam utama selalu ditutup semenjak pandemi. Jadi, pengurus hanya menyediakan satu pintu masuk saja untuk pengunjung.
Meskipun pandemi, tidak ada perbedaan yang signifikan. Hanya jumlah pengunjung saja yang berkurang. Namun kegiatan masih tetap berjalan seperti biasa. Seperti yang dikatakan oleh Matori, salah satu pengunjung. Ia sering datang ketika menjelang malam 1 Sura. Bersama dengan rombongan pengajiannya itu, ia berangkat pukul 24.00 malam.
“Saya sering ke sini tiap 1 Sura. Tetapi saat 1 Sura tahun lalu, saya nggak ke sini. Kegiatan yang biasa dilakukan sama, mandi dulu di Sendang Kalimah Toyyibah, lalu baca tahlil dan kirim doa untuk ahli kubur,” ucap pria asal Nganjuk, Jatim ini.

Makam waliyyullah yang juga dikunjungi tadi malam adalah makam ulama besar Muhammad Saleh Bin Umar As-Shamarani atau terkenal dengan nama Kiai Soleh Darat yang terletak di kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota. Sama dengan di Nyatnyono, jumlah peziarah selama pandemi di makam ini juga jauh berkurang.
Sumiyati, juri kunci makam mengatakan, sudah dua tahun ini karena pandemi, malam tahun baru Islam sepi pengunjung. “Kalau dulu, malam 1 Sura, rombongan peziarah sampai belasan bus, sekarang hanya ada beberapa mobil saja,” ujarnya, Senin (9/8/2021).
Ia menambahkan, walaupun Makam Bergota tidak tutup, peziarah kubur sepi. Ramainya pada waktu sebelum ramadan dan lebaran lalu. Dia menuturkan, peziarah selain dari Kota Semarang sendiri, juga datang dari berbagai kota lain. “Hari ini tadi ada yang dari Banjarnegara, Kendal dan Klaten” akunya
“Kesini biasanya ngalap berkah, Mas, bukan berdoa pada kuburan,” imbuhnya
Pengamatan Jawa Pos Radar Semarang selama satu jam berada di lokasi, ada warga yang naik mobil dan motor yang berziarah ke makam Mbah Soleh Darat. “Kalau malam 1 Sura biasanya ramai tengah malam, Mas, kalau siang ya sepi,” tuturnya.
Amin, peziarah asal Banjarnegara mengatakan, dia dan satu temannya sengaja jauh-jauh hari merencanakan untuk ziarah di makam Kiai Soleh Darat. Ia ke Semarang naik mobil, dan rencananya juga berziarah ke Makam Sunan Kalijaga di Demak. “Kalau malam 1 Sura sudah rutin ziarah, Mas,” katanya
Dia mengau, lebih suka menyambut tahun baru Islam dengan berziarah. Selain untuk introspeksi diri, juga untuk ‘ngalap berkah’ dari para wali. (mg2/mg4/cr7/aro)