30 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Masa Sewa Eks Matahari Johar dan Pasar Dargo Habis Tahun 2023, Desain ke Depan Belum Jelas

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Sejumlah aset Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang beberapa tahun ke depan akan habis masa sewanya. Di antaranya, Plasa Simpang Lima yang habis pada 2027 mendatang. Selain itu, Taman Tabanas, eks gedung Matahari Johar, Pasar Dargo dan eks Taman Hiburan Wonderia yang belum bisa dimaksimalkan.

Sepi dan mulai ditumbuhi rerumputan di area parkir Plasa Simpang Lima Semarang. Tangga sebagai akses masuk lantai dua diportal. Pintu masuk dijaga ketat petugas keamanan. Suasana merinding terasa karena pencahayaan begitu redup. Wartawan koran ini dihampiri petugas keamanan yang berjaga di area Plasa Simpang Lima.

Satpam Sarjono, 55, itu mengatakan, bangunan tujuh lantai yang terletak di jantung Kota Semarang ini tutup selama PPKM Darurat dan PPKM level 4.“Sejak awal PPKM tanggal 3 Juli 2021, Plasa Simpang Lima ditutup total dan tidak melayani jual beli,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Jumat (6/8/2021) lalu.

Ia mengaku, meski tutup, sejumlah karyawan masih tetap masuk. Seperti juru parkir, petugas kebersihan, petugas keamanan, teknisi air, dan teknisi listrik. Juga penyewa kios juga diizinkan masuk untuk mengambil barang.

Karyawan toko HP di Plasa Simpang Lima, Satria, 20, mengatakan, selama PPKM sejak 3 Juli, ia bekerja dari rumah. Ia datang ke mal itu hanya untuk mengambil barang, dan menjualnya secara COD atau bertemu dengan pembelinya.

Berbeda dengan Plasa Simpang Lima, eks Matahari Johar justru tampak mulai ramai. Bangunan enam lantai seluas 3.044 meter persegi ini terisi di lantai satu dan dua oleh pedagang eks Pasar Johar. Sedangka lantai tiga untuk kantor manajemen.

Staf pengelola, Supri, 47, mengatakan, dulu bangunan tersebut memang Matahari Johar. Namun sekarang disewakan kepada para pedagang Pasar Johar yang kiosnya terbakar. Bangunan tersebut dikelola oleh dua manajemen dari swasta yang bekerja sama dengan Pemkot Semarang, yaitu SCJ atau Shoping Center Johar yang menguasai separo lantai satu, serta JTM atau Johar Trade Mall yang menguasai separo lantai satu, dan seluruh lantai dua.“Saya staf dari JTM, kantor kami berada di lantai tiga,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Minggu (8/8/2021).

Ia menjelaskan, eks Matahari Johar sempat tutup selama PPKM, yakni pada 3-26 Juli 2021, dan dibuka kembali pada 27 Juli untuk transaksi jual beli. Diakui, eks Matahari Johar kembali bergeliat setelah terjadinya kebakaran Pasar Johar. “Para pedagang Pasar Johar pada sewa kios di sini. Tapi, mereka tidak mau menyewa di lantai atas karena sepi pengunjung,” ujarnya.

Wartawan koran ini sempat diantar oleh petugas keamanan saat keliling di lantai satu dan dua. Terdapat sekitar 50 toko yang buka di lantai satu, meliputi fashion, asesoris, dan  optik. Sedangkan di lantai dua, terdapat sekitar 80 toko fashion, optik, asesoris, dan suvenir.

Petugas keamanan Rusmin, 43, menjelaskan, dulu di lantai satu ada 70 lebih toko, namun karena dampak PPKM, menyusut hingga tinggal sekitar 50 toko saja. Pun di lantai dua. Dulu ada sekitar 130 lebih toko, sekarang yang bertahan sekitar100 toko. “Tidak diperpanjang sewanya, karena dampak pandemi, banyak yang tutup,” katanya.

Kepala Bidang Aset Daerah Badan Pengeloka Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sutanto menjelaskan, jika aset Plasa Simpang Lima merupakan salah satu aset pemkot yang saat ini disewakan. “Sistemnya sewa yang dilakukan oleh pihak ketiga. Tahun 2027 , sewa Hotel Grand Arkenzo habis. Namun rencana ke depan mau untuk apa belum diketahui,” katanya.

Sementara untuk Taman Tabanas, belum diserahkan, sama seperti Plasa Simpang Lima. Yang paling dekat pada 2023 adalah eks Matahari Johar yang akan diserahkan ke pemkot, dan Pasar Dargo. “Namun kita belum bisa mendesain ke depan untuk apa, karena belum diserahkan. Khusus eks Matahari Johar ini akan dibuat penempatan padagang Pasar Johar. Kalau yang di Dargo, mungkin juga akan dibuat pasar,” jelasnya.

Sementara untuk aset lainnya yang belum maksimal adalah eks Taman Hiburan Wonderia. Diketahui saat Semarang Bisnis Forum atau Sembiz sempat ditawarkan ke investor. Namun sampai saat ini belum ada yang melirik untuk membangun kawasan tersebut. “Kalau penggunanya kan Disbudpar, yang tahu Bu Iin (Kepala Disbudpar Kota Semarang, Red) mau dibikin seperti apa ke depan,” paparnya.

Terpisah, Anggota Komisi A DPRD Kota Semarang Sugi Hartono menjelaskan, aset-aset yang dimiliki pemkot ini ke depan harus bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat Semarang itu sendiri, misalnya menjadi sentra UMKM atau yang lainnya.

“Harapan kami tentu bisa dimaksimalkan. Misalnya dibuat sentra UMKM, mal atau gimana. Agar bisa meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan masyarakat sekitar,” harapnya.

Ia berharap ada perencanaan yang tepat terkait aset-aset yang sudah ataupun akan diserahkan ke pemkot. Tujuannya, agar tidak terbengkalai, namun diharapkan bisa menjadi sumber pendapatan pemkot. “Misalnya Pasar Dargo harus dimanfaatkan, bisa dibikin pasar lagi atau mal,” tuturnya.

Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman mengakui jika ada beberapa aset milik pemkot belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Sebut saja eks Wonderia yang cukup strategis dan letaknya di pusat kota. “Harapan kami bisa segera dimanfaatkan, misalnya dibuat wahana permainan yang sifatnya menarik, sehingga bisa memecah keramaian seperti Trans Studio, atau bisa juga dibikin mal,” katanya.

Khusus untuk Pasar Dargo, lanjut pria yang akrab disapa Pilus ini,  dulunya gedung tersebut adalah mal, namun tutup. Jika sudah diserahkan ke pemkot, tentu harus belajar dari pengalaman agar gedung bisa dimaksimalkan. Misalnya, dengan melakukan kajian.

“Ke depan bisa dibangun wahana yang menarik, bisa jadi mal lagi ataupun dioptimalkan menjadi sentra UMKM. Sehingga bisa dinikmati masyarakat dan bisa mengangkat perekonomian,” tandasnya. (cr6/den/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya