RADARSEMARANG.COM – Hobi memancing mengantarkan banyak orang menjadi youtuber. Bahkan semakin banyak konten, subscriber, atau viewers, tentu semakin banyak pendapatan. Sebagaimana pengalaman Ryan Afandi, 30, ini.
Hanya dengan kamera murah dan sering nonton konten Youtube orang lain, menjadi modal awal Ryan Afandi, menjadi Youtuber. Dia memberanikan diri mengabadikan hobinya memancing ke channel Youtube A Ryan Afandi. Bahkan kini sudah memiliki 147 ribu subscriber sejak 16 Juli 2015. “Semula saya penasaran untuk mengombinasikan hobi memancing kemudian di-upload ke Youtube,” kata Ryan.
Awal mula hanya menggunakan action camera Xiaomi yi selama 1 tahun. Mengandalkan materi konten berupa tips dan info tentang memancing, tempat memancing, teknik memancing, dan referensi memancing. Bersyukur, tahun berikutnya sudah bisa berganti menggunakan Go Pro 7 Black untuk membuat konten memancing sampai sekarang.
“Isi konten Youtube saya full tentang memancing dan kegiatan memancing bersama teman-teman. Biasanya untuk upload konten satu bulan minimal empat kali. Jika dirasa ada video yang bagus, biasanya rutin upload seminggu dua kali jadi sebulan bisa sampai delapan kali video,” ujarnya.
Meski begitu, ia tetap menyesuaikan isi konten dengan kebutuhan musim ikan. Ini karena tekniknya juga berbeda. Ryan mengaku, terinspirasi dari channel Youtube Makassar Mr Ammarjie, karena editing videonya bagus dan kontennya cukup menghibur.
Untuk modal memancing, misal di dam sekitar Kota Semarang, hanya butuh Rp 15 ribu untuk membeli udang dan Rp 25 ribu untuk sewa perahu dan umpan ikan. “Modal sekali konten yang paling murah ya cukup membeli udang dan perahu sewa di Dam Ijo atau Dam Merah Semarang. Hanya merogoh kocek Rp 40 ribu. Biaya lainnya menyesuaikan,” tuturnya.
Tapi jika memancingnya di tengah laut dan sewa perahu sendiri Rp 600 ribu, udangnya Rp 200 ribu dan lain-lainnya hampir Rp 1 juta. Sewa perahu di tengah laut dengan rombongan dibagi lima orang. “Mancing termahal saat di luar kota tepatnya di Karimun Jawa membutuhkan biaya hampir Rp 1,5 juta,” tuturnya.
Terkait pembelian peralatan memancing, setiap minggu dan setiap bulannya juga berbeda. Ryan biasanya membawa alat memancing seperti joran dan reel pabrikan, senar, kail, peralatan membawa udang, peralatan membawa hasil tangkapan ikan, gunting, dan pemberat timah.
Ryan mengaku belum memiliki tim Youtube. Semua dikerjakan sendiri. Dari hasil video memancing, dia edit sendiri di rumah. Namun ketika butuh kamera stand, biasanya meminta bantuan teman. Kegiatan selama memancing biasanya kamera diletakkan di dada, ia mengakali dengan menggunakan cas kamera. “Konten yang banyak peminatnya saat memancing di spot ekstrem di Semarang yang terkenal di Dam Ijo, Dam Merah, dan Dam Tahu,” tuturnya
Pengalaman yang tidak menyenangkan saat memancing di spot yang terlarang. Biasanya diperingatkan petugas setempat dan harus pergi dari spot mancing itu. Padahal sudah dipersiapkan sewa perahu dan jarak tempuh yang jauh, tapi harus dibatalkan. “Mancing yang paling menegangkan saat di tengah laut, tiba-tiba badai datang. Situasi badai seperti itu berbekas di pikiran dan sangat menegangkan. Rasanya berada di antara hidup dan mati,” ucapnya.
Meski begitu, Ryan lebih sering mancing di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya saja. Seperti di Batang, Kendal, Pekalongan, Rembang, Jepara, Pati, dan Karimun Jawa. Belum pernah keluar Jateng.
Baginya kunci sukses menjadi Youtuber mancing, minimal harus paham dan menguasai dunia permancingan agar bisa dapat ikan sekaligus konten. Bagi Youtuber pemula harus rajin upload video atau membuat konten. Kunci sukses yang terakhir, berdoa dan meminta restu orang tua. “Jika sering upload youtube akan berpengaruh mendapat prioritas. Video yang dibuat akan banyak disarankan viewers di luar subscriber,” tuturnya.
Ditanya tentang penghasilan dari channel Youtube, Ryan enggan memberikan penjelasan. Namun, katanya, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan membuat konten. (mg1/mg3/ida)