RADARSEMARANG.COM – Memelihara tanaman hias menjadi salah satu hobi baru di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Berbagai jenis tanaman seperti caladium (keladi), algonema, begonia, adenium, hingga monstera menjadi pilihan tanaman untuk mempercantik kebun sekaligus rumah.
Aneka tanaman dengan daun berwarna memang lebih diminati masyarakat. Sebut saja algonema, alocasia, hingga keladi. Tanaman algonema, memiliki berbagai varian warna dan jenis sehingga banyak diburu.
“Yang banyak diburu misalnya yang punya corak batik, seperti algonema Tiara, harleyqueen, andini dan lainnya. Jenis keladi ada yang keladi baret, red clown, dan ada juga tanaman begonia,” kata Atik Nur Fathimah, pemilik Nurfa Florist.
Wanita yang menggelar lapak di Jalan Jagalan Baru III, Gunungpati, ini mengembangkan tanaman jenis algonema. Metode yang digunakan adalah metode stek, yakni dengan memberikan tanah pada tanaman utama hingga keluar akar dan tunas baru disamping tanaman utama. “Lebih konsen ke metode stek yang alami. Saya bisa mendapatkan anak-anak tanaman utama yang baru dan memiliki warna sama dengan induknya,” tambahnya.
Ia tidak mengawinsilangkan antara satu jenis algonema dengan lainnya. Pasalnya setiap tanaman punya karakter yang berbeda. Ia lebih konsen dengan metode alami yang ia gunakan sampai sekarang.
Disinggung dengan metode suntik daun, untuk menghasilkan warna yang indah, ia mengaku belum mengetahui teknik tersebut. “Belum tahu kalau teknik ini, sebagai pecinta tanaman saya memilih yang alami dan aman bagi tanaman,” katanya.
Jenis algonema, kata dia, termasuk tanaman hias yang gampang-gampang susah dari sisi perawatan. Berbeda dengan caladium yang lebih bandel dan mudah perawatannya. “Keindahan daun tergantung dari si pemiliknya. Misalnya dari segi perawatan dan pemberian nutrisi bagi tanaman itu sendiri,” pungkas dia.
Metode alami untuk mengembangbiakkan tanaman juga dipakai oleh Rudi Kristanto pemilik AC caladium yang ada daerah Nongkosawit Gunungpati. Bedanya ia coba membuat varian baru jenis caladium dengan mengawinsikangkan satu jenis caladium dengan jenis lainnya. “Metode yang saya gunakan alami, pembuahan dari serbuk sari ke putik. Namun dengan cara kawin silang antarjenis yang berbeda,” tambahnya.
Ada ratusan jenis caladium yang sudah ia kawin silangkan serta menjadi varian baru caladium. Sebut saja caladium anggur merah, Sam Poo Kong, sumirat dan lainnya. “Sengaja saya silangkan agar bisa jadi varian baru atau jenis baru dengan warna yang berbeda. Di sini harga jualnya akan lebih tinggi,” katanya.
Untuk jenis anggur merah misalnya caladium yang ia kembangkan dibanderol dengan harga Rp 7,5 juta juga. Bisa dibilang hanya sultan yang mampu membeli. Belum lagi jenis lainnya yang harga mulai dari ratusan hingga jutaan rupiah. “Caladium punya karakter yang unik, tanaman yang mudah dari segi perawatan,” pungkasnya.
Sedangkan pengusaha Tanaman Hias Eko Susanto di Jalan Sumbersari III, Wonolopo, Mijen, ini lebih memperbanyak varietas koleksi dengan cara alami. “Biasanya memakai metode anakan, stek batang, dan cangkok. Seperti anakan aglonema gampang tumbuh. Selain itu, memperbanyak dengan potong batang dengan mengorbankan induknya,” tuturnya.
Dari 20 jenis aglonema, terdapat 12 jenis aglonema yang banyak digandrungi penyuka tanaman. Antara lain, aglonema bidadari, aglonema pride of Sumatera, aglonema moonlight, aglonema adelia, aglonema legacy, aglonema claudia, aglonema lipstik (siam aurora), aglonema widuri, aglonema cinta, aglonema red kochin, aglonema tiara, dan aglonema red ruby. Biasanya penikmat memadang tanaman hias itu karena kesenangan. Warna dan corak yang disukai, adalah corak batik dan warna merah. (den/cr5/ida)