29 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Teror Pelemparan Batu Masih Mengintai, Lima Bulan Terjadi 27 Kasus

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Teror pelemparan batu terhadap truk dan mobil pribadi yang melintas di Jalur Pantura Kendal dan Jalan Lingkar Ambarawa (JLA) arah Banyubiru, Kabupaten Semarang marak. Di Kendal,  Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) polres setempat mencatat selama lima bulan terakhir sudah ada 27 laporan teror pelemparan batu.

Ahmad Ainul Yakin masih shock. Kaca depan truk bernopol AD  1481 KC yang disopirinya pecah berantakan akibat dilempar batu sebesar satu kepal. Kejadiannya saat ia melintas  di perempatan Sijeruk, Kecamatan Kota Kendal. Di Jalan Tentara Pelajar, ada pengendara roda dua tak dikenal melempar kacanya dengan batu.

“Kejadiannya sangat cepat. Begitu selesai melempar, pelaku kabur dengan sepeda motornya. Kaca depan truk saya pecah. Masih untung tidak sampai melukai saya,” katanya saat melapor di Polres Kendal, belum lama ini.

Teror lempar batu juga dialami Nur Mutohar. Ia mengaku terkena lemparan batu di Jalan Sukomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan. Kejadian pelemparan kaca mobil terjadi saat dirinya melintas dengan truk bernopol B-9017-KYV  sekitar pukul 12.00.

Warga Kampung Jenarsari Selatan RT 5 RW 1 Kecamatan Gemuh ini menceritakan, saat itu ia melaju dari arah Boja menuju Weleri melalui jalur Sukomulyo menuju Srogo, Brangsong. Sesampainya di Jembatan Sukomulyo, tiba-tiba truk dilempar dengan benda keras oleh orang yang tidak dikenal.

“Pelaku seingat saya mengendarai sepeda motor, jenis Yamaha Jupiter MX warna merah silver. Tapi nomor polisinya tidak jelas. Karena kejadian begitu cepat, dan pelaku langsung kabur,” ungkapnya

Kasatreskrim Polres Kendal AKP Tri Agung Suryomicho mengatakan, kasus pelemparan batu terhadap truk dan kendaaraan pengangkut barang sampai saat ini masih dalam pendalaman. Pihaknya terus berupaya melakukan pencegahan. Yakni, dengan melakukan patroli setiap malam.

“Setiap malam, kami lakukan patroli di daerah-daerah rawan sepanjang jalur Pantura Kendal. Mulai dari ujung timur Kecamatan Kaliwungu sampai ujung barat Kecamatan Weleri,” kata Tri Agung kepada RADARSEMARANG.COM, Minggu (6/6/2021).

Patroli dilakukan dengan melibatkan semua satuan. Baik di Intel, Lantas, dan Sabhara. Selain itu, juga melibatkan polsek-polsek sepanjang jalur Pantura Kendal. “Mereka bertugas secara mobile, dari malam sampai pagi,” tandasnya.

Ia mengakui, jumlah kasus pelemparan batu yang terjadi di Jalur Pantura Kendal tercatat ada 27 kasus. Kasus tersebut terhitung sejak Januari hingga Mei 2021.

“Kasus ini sebenarnya sudah lama. Sejak 2020 lalu. Tidak hanya terjadi di Kendal, tapi juga di wilayah lain di sepanjang Jalur Pantura. Seperti Kabupaten Kudus, Pati, Demak, Kota Semarang, dan kabupaten/kota lain di Jateng,” paparnya.

Pihaknya mengaku kesulitan mengidentifikasi pelaku. Sebab, kejadiannya selalu terjadi malam hari. Korban yang melapor juga tidak mengetahui siapa pelakunya.

“Korban yang melapor saat kami mintai keterangan tidak ada yang tahu ciri-ciri maupun motif pelaku. Tiba-tiba kacanya dilempar batu, dan pecah. Pelaku kemudian kabur sebelum diketahui oleh sopir maupun kerentnya,” jelasnya.

Kapolsek Kaliwungu  AKP Arya Nindita Bagas Satwika menambahkan, di Jalur Pantura Kaliwungu sendiri sampai saat ini sudah terjadi tujuh kasus pelemparan batu. “Kami di bawah Satreskrim Polres Kendal setiap malam juga terus melakukan patroli secara mobile,” kata Bagas.

Polisi Tingkatkan Patroli di Jalur Lingkar Ambarawa

Jalan Lingkar Ambarawa (JLA) arah Banyubiru kerap menjadi lokasi teror pelemparan batu. Apalagi kalau malam hari, jalur tersebut cukup sepi, dan lampu penerangan jalan yang kurang terang. Sasaran teror pelemparan batu ini adalah kaca mobil pribadi dan truk yang melintas.

Sejauh ini memang belum ada laporan resmi ke pihak kepolisian. Namun berdasarkan informasi yang diposting di media sosial, setidaknya sudah ada lima warga yang menjadi korban teror pelemparan batu ini.

Salah satunya Edi Purnomo. Ia mengaku mobil ekspedisi yang disopiri temannya dilempar batu oleh orang tak dikenal saat melintas di JLA. Akibatnya, kaca depan mobil ekspedisi tempatnya bekerja pecah berantakan.”Ekspedisiku kena apes lur. Ulah atlet lempar batu. Kejadiannya jam 5 pagi. Alhamdulillah sopir dan kenek tidak apa-apa. Hati-hati untuk driver,”tulisnya.

Kejadian serupa dialami Afif. Mobil miliknya mengalami pecah kaca depan karena hantaman batu yang dilempar oleh orang tak dikenal. Praktis, kejadian itu membuatnya resah. Apalagi dalam sehari, ada dua informasi terkait teror lempar batu di JLA.

Salah satu warga Ambarawa Anjasari, 43, mengatakan, JLA memang sering terdengar kabar adanya korban teror lempar batu. Suasana sepi di JLA dinilai mendukung orang untuk melakukan kejahatan. “Kalau sudah jam 8 malam, peteng kabeh. Ada lampu jalan, tapi tidak terang,”kata penjual gado-gado ini kepada RADARSEMARANG.COM.

Ibu tiga anak ini mengatakan, pernah ada sopir yang berhenti di tempatnya untuk membeli kopi. Sopir itu bercerita ada seseorang yang baru saja melempar batu mengenai kaca depan truknya. Akibatnya, kaca depan retak-retak.

Humas Polres Semarang AKP Sugiyarta mengakui, adanya teror lempar batu tersebut. Namun sampai saat ini tidak ada laporan resmi dari korban yang kendaraannya terkena lemparan batu.

“Laporan resmi dari korban belum ada. Tapi kami tetap meresponnya dengan rutin patroli di area Ambarawa dan Banyubiru, terutama dilakukan oleh teman-teman Satlantas,”jelasnya.

Dikatakan, pihak Satlantas Polres Semarang sempat melakukan investigasi teror lempar batu tersebut. Oknum pelempar batu beraksi mulai pukul 21.00 hingga pagi sebelum matahari terbit. Tidak ada sasaran khusus. “Pelaku beraksi dengan sasaran secara acak,” katanya.

Sugiyarta menegaskan, pelaku teror lempar batu ini masih dalam penyelidikan. “Motifnya belum jelas, apa memang dilempar tanpa sebab orang iseng atau ada tekanan angin yang membuat batu kecil menghantam kaca depan,” ujarnya. (bud/ria/aro)

 

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya