RADARSEMARANG.COM – Achmad Suparno merupakan pensiunan Lurah Krobokan pada 2017 lalu. Justru sejak pensiun dari PNS di lingkungan Pemkot Semarang, kesibukannya lebih padat, mulai mengurusi UMKM hingga kegiatan keagamaan.
Suparno –sapaan akrabnya- tidak lantas menganggur. Semasa dirinya menjadi PNS, sang istri sudah menggeluti berbagai usaha mikro kecil menengah (UMKM). Mulai dari toko kelontong, penjual sayuran, penjual minyak gas, dan sampai sekarang masih menggeluti penjualan tahu bakso ikan.“Banyak kegiatan yang sudah dilakukan oleh istri saya, tetapi baru setelah mencoba tahu bakso ikan, ternyata cocok. Sehingga ditekuni sampai sekarang ini,” katanya.
Suparno dan istrinya benar-benar menjaga kualitas produknya. Pemilihan bahan baku tahu bakso ikan dia masih lakukan sendiri. Termasuk menjaga cita rasa, agar tetap disukai konsumen. “Ada tenaga karyawan, tapi kami tetap turun tangan menyiapkan bahan baku maupun proses packaging atau membungkusnya,” tutur Suparno.
Untuk pemasarannya, sejak masa pandemi Covid-19, justru lebih praktis. Semua dilakukan secara online dan ojek online (ojol), meski tetap melayani jualan langsung di toko miliknya di Krobokan.
Meski pensiunan PNS, Suparno sudah mengajarkan ketiga anaknya berwirausaha sejak dini. Sambil sekolah, anaknya sudah diajari menjual es untuk dititipkan di kantin. Es tersebut diantar dengan mengayuh sepeda. Bahkan ketiga anaknya juga membantu orangtuanya menjualkan tahu bakso ikan.
Bahkan ketika masih menjadi PNS kala itu, semasa Wali Kota Sukawi Sutarip, Suparno sudah nyambi berjualan tahu bakso ikan ke Bandara Jendral Ahmad Yani. Dia mengantar tahu bakso ikan setiap pagi sebelum berangkat ke kantor. “Kini waktu lebih longgar dan bisa konsentrasi membantu kemajuan UMKM Kota Semarang,” tuturnya.
Setelah pensiun, tidak hanya membesarkan UMKM, Suparno juga melakukan kegiatan kemasyarakatan. Kini dirinya menjadi ketua Persaudaraan Haji di Kelurahan Krobokan, Ketua Yayasan Masjid Al-Hikmah, dan ketua panitia pengembangan lahan untuk Yayasan Al-Hikmah.
“Banyak kegiatan kemasyarakatan sehingga kehidupan di dunia harus dijalani dan bermanfaat bagi masyarakat. Ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT,” imbuhnya.
Bersyukur, kini usahanya tak hanya merambah konsumen di Kota Semarang. Tapi sudah sampai ke Belanda. Kok bisa? Ternyata ada tetangga yang suaminya kerja di Belanda. Ketika pulang ke Semarang, selalu membawa tahu bakso ikan ke Belanda.
Sampai saat ini, pihaknya memproduksi tahu bakso ikan dalam sehari mencapai 3000 sampai 5000 tahu bakso ikan. Kalau hari libur, ribuan tahu bakso ikan selalu ludes terjual. Meski selama pandemi Covid-19, produksinya menurun hingga 70 persen, kini sudah bisa normal kembali. “Meskipun masih tak seramai waktu sebelum pandemi Covid-19,” pungkasnya. (hid/ida)