RADARSEMARANG.COM – Kesibukan Hj Inggit Soraya SSn, istri Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid SE kini berlipat. Usai suaminya resmi dikukuhkan menjadi orang nomor satu di Kota Batik. “Walaupun sibuk, saya sempatkan menjadi Ibu rumah tangga biasa, mengurus rumah dan anak-anak,” ucap ibu dua orang anak ini kepada RADARSEMARANG.COM.
Jabatan melekat seperti Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Ketua Dekranasda kota Pekalongan, Bunda PAUD dan Bunda Literasi Kota Pekalongan, memaksanya bekerja lebih keras lagi. Jika sebelumnya, hanya menjadi istri wakil wali kota yang tidak begitu padat, saat ini, berbagai kegiatan cukup menyita waktunya. ”Sekarang sibuknya dua kali lipat, selain mendampingi suami, juga kegiatan sendiri dari jabatan yang melekat,” katanya penuh semangat.
Inggit mengakui, waktu bersama anak dan mengurus rumah jadi berkurang. Hal serupa terjadi dalam bisnis craft dan fashion yang sudah lama digeluti. Agar tetap eksis, kini ia merekrut karyawan tambahan, terutama dalam penjualan online. Agar ia lebih fokus beraktivitas di pemerintahan. “Saya sekarang dibantu admin dalam bisnis,” ujarnya.
Hobinya dalam mendesain juga tetap dilakukan di sela-sela waktu senggang. Karena secara keilmuan dirinya seorang Sarjana Seni. “Hobi mendesain tetap, walaupun butuh semangat dan tenaga yang luar biasa,” serunya.
Walaupun kini banyak yang dikorbankan, Inggit merasa semua bisa berjalan dengan baik. Karena ikhlas, berpikir positif dan selalu bersyukur, sehingga aktivitasnya mengalir tanpa beban. Sehingga bisa berperan menjadi seorang ibu dan istri. Mengingat amanah besar yang diberikan, dia akan menjalankan sesuai dengan kemampuan. “Intinya dahulukan yang penting dan urgent, yang lain mengikuti saja,” ujarnya lagi.
Secara pribadi, Inggit memiliki harapan kepada perempuan Kota Pekalongan, harus seperti bunglon. Yang mana bisa berubah menjadi apa saja tergantung situasi dan kondisi dimanapun berada. Tidak hanya mengandalkan kecantikan fisik saja. Perempuan harus cerdas, mau belajar apapun dan mampu menggali kemampuan diri sendiri, mencintai dan menghargai diri sendiri. Perempuan harus bisa menjadi perempuan super yang terus bergerak, tidak hanya berdiam diri. “Kita harus menjadi perempuan yang kreatif dan bisa melakukan hal yang positif dan bermanfaat.”
Kota Pekalongan menjadi kota kreatif dunia, menurutnya, juga turut dari peran perempuan. Karena kreatif dalam membantu ekonomi keluarganya. Pengrajin di kota pekalongan juga banyak perempuan. Bahkan juga doniman di lingkungan pabrik. “Kini pengusaha perempuan di kota ini juga meningkat pesat,” ungkapnya.
Ini merupakan bentuk emansipasi perempuan. Ada kebebasan perempuan untuk berbicara, memberikan pendapat dan untuk melakukan apa saja tanpa harus meninggalkan kodratnya.
Inggit bersyukur, sebagai seorang istri dan ibu, ia tetap diberi kepercayaan untuk mempunyai usaha, berkegiatan di luar rumah. Namun tidak melupakan anak di rumah, yang harus diberi pendampingan dan perhatian, serta dipantau tumbuh kembangnya seiring bertambahnya usia. “Beremansipasi penting, dengan tidak melepaskan tanggung jawab dan kodrat seorang perempuan,” tandasnya. (han/ton)