28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Sport Center Harus Bisa Mewadahi Sekolah Sepakbola

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Tiga lapangan di Kota Semarang akan dijadikan sport center seperti halnya GOR Trilomba Juang Mugas. Ketiganya, lapangan Sidodadi, Kecamatan Semarang Timur, serta Lapangan Merbau dan Gaharu, keduanya di Kecamatan Banyumanik. Tiga lapangan aset Pemkot Semarang ini rencananya akan disulap dan ditingkatkan untuk keperluan masyarakat berolahraga sekaligus sebagai resapan air.

Minggu (28/3/2021) sore, Lapangan Sidodadi terlihat lengang. Belum ada warga yang berolahraga di lapangan yang dikelilingi tembok setinggi sekitar dua meter ini. Di bangunan di sisi pintu gerbang tampak Teguh tengah berbincang dengan temannya. Teguh adalah humas salah satu klub sepak bola di Kota Semarang

Ia mengaku sudah mendengar jika Lapangan Sidodadi akan dirombak. Namun ia belum mengetahui detail rencana itu.  “Ya dengar-dengar mau dibangun kayak Trilomba Juang. Ada fasilitas jogging track. Tapi seperti apa, saya belum tahu gambarannya. Kapan pengerjaan juga belum tahu,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.

Dikatakan, selama ini Lapangan Sidodadi dipakai untuk berlatih dua sekolah sepak bola (SSB) di Kota Semarang, yakni Tugu Muda dan Klub SSS.

“Nanti kalau mau dibangun ya pindah sementara, supaya tidak mengganggu aktivitas. Dari orangtua anak-anak yang main sepak bola di sini juga minta untuk mencarikan lokasi pengganti,” ujarnya.

Teguh mengaku senang dengan adanya rencana tersebut. Namun demikian, ia berharap, rencana tersebut tidak sampai mengurangi luas lapangan sepak bola yang ideal.

“Kalau ada jogging track, khawatirnya nanti mengurangi luas lapangan sepak bola, meski hanya satu atau dua meter. Itu nanti bisa menyebabkan lapangan sepak bola di sini jadi tidak standar,” katanya.  “Apalagi kalau ditambahi sarana olahraga lain, ya semakin kecil nantinya,” sambungnya.

Teguh menyebutkan, di Kota Semarang terdapat Komunitas Sepak Bola, jumlahnya mencapai sekitaran 150 lebih. Tiap komunitas telah mempunyai home base sendiri. Menurutnya, lapangan sepak bola Sidodadi sudah melegenda. Teguh menyebutkan, sudah ada sejak puluhan tahun silam. “Sejak saya kecil, lapangan di sini sudah ada, ya sekitaran 30 tahun lebih. Saya saja sekarang sudah berusia 42 tahun,” katanya.

Lapangan Sidodadi  cukup luas. Dikelilingi pagar tembok dan ada fasilitas MCK.  “Fasilitas sudah ada cukup memadahi di sini, tapi kurang perawatan. Fasilitas toilet ada dua. Musala juga ada. Parkir motor di dalam. Kalau parkir mobil di luar. Bola juga kadang sering keluar bangunan, jadi harus ditambahi jaring,” bebernya.

Teguh menambahkan, menggunakan lapangan tersebut tidak digratiskan melainkan membayar. Termasuk juga klub dari SSB Tugu Muda dan SSS.  “Main di sini bayar, ngontrak. Nilainya berapa saya kurang tahu,” ujarnya.

Pelatih SSB Ganang Setiawan mengatakan, secara pribadi senang dengan adanya rencana tersebut. Namun demikian, aspek pembangunan dan hasilnya nantinya tidak merugikan pedagang sekitar.

“Pecinta sepak bola sini kan rata-rata dari kalangan menengah ke bawah. Itu kalau terlalu komersial juga kasihan. Biasanya kan gitu, kalau sudah bagus, apa-apa dinaikkan,” katanya.

Ditambahkan, setelah menjadi sport center, jangan sampai mengurangi luasan lapangan sepak bola. “Saya berharap nantinya tidak mengurangi fungsinya sebagai lapangan sepak bola. Khawatirnya nanti juga dimanfaatkan untuk bisnis,” ujarnya.

“Sekarang masuknya gak bayar. Kalau dibangun nanti, ya masuknya tetap gak bayar,” tambah Wildan, warga Pedurungan yang sedang menunggui anaknya bermain sepak bola.

Rencana pembangunan sport center di Lapangan Merbabu dan Gaharu, Kecamatan Banyumanik juga disambut baik warga. Sejumlah warga yang ditemui koran ini berharap rencana tersebut benar-benar diwujudkan, dan  bukan sebatas rencana.

Ketua RT 1 RW 12, Kelurahan Srondol Wetan, Banyumanik, Sudaryono, mengatakan, Lapangan Gaharu terletak di wilayah 4 RT di RW 12.  Luasnya sekitar 8.000 m2. Di RW 12, dihuni sekitar 200 KK. Pihaknya memastikan warga sangat mendukung rencana pemkot tersebut.

“Kabarnya nanti ada lapangan utama di tengah, lalu di pinggir lapangan kecil, untuk sarana olahraga lansia dan anak-anak. Ditambah ada area parkir dan lahan jualan. Tentu kalau (lapangannya) dibuat terlalu kecil, warga kurang setuju. Minimal satu lapangan yang ada sekarang,” kata Sudaryono saat ditemui di rumahnya.

Ia berharap pembangunannya bisa seperti Lapangan Simpang Lima agar bisa menjadi pusat keramaian warga di kawasan Semarang Atas atau Kecamatan Banyumanik dan sekitarnya.

Diakuinya, rencana pembangunan itu memang sudah pernah dibahas di balai RW, hingga terakhir pengecekan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan kedatangan tim survei lapangan.

“Kami menginginkan cepat realisasi, jangan cuma rencana-rencana. Apalagi di sini (Gaharu) cuma ada lapangan, tidak ada bangunan liar di sekelilingnya yang dihuni, jadi lebih mudah pembangunan sport center-nya,” ungkapnya.

Ia juga mengaku, lapangan itu sebelumnya pernah diincar pengembang untuk dijadikan perumahan. Namun warga kompak menolak, dan mengadu hingga DPRD. Akhirnya dijadikan lapangan sepak bola hingga sekarang.  “Lapangan ini dulunya juga agak miring, baru diratakan,”katanya.

Lapangan Merbau seluas 1,1 hektare juga akan dibangun. Namun saat ini lapangan tersebut dikelilingi sejumlah bangunan. Ada gudang kayu, warung, bengkel, pangkalan angkutan umum, dan lainnya.

“Kalau mau jadi sport center harusnya kami dibuatkan kios sekitar sini, ditambah dapat uang tali asih,” kata warga RT 5 RW 7 Kelurahan Padangsari, Rudi, yang membuka bengkel motor di sekitar Lapangan Merbau.

Ia mengakui, sudah ada sosialisasi rencana pembangunan sport center lewat RW. Hanya saja, gambaran pastinya belum tahu.

Warga RT 2 RW 7, Kenang, menambahkan, rencana pembangunan sport center pernah dicetuskan di masa kepemimpinan Wali Kota Semarang  Soetrisno Suharto. Seingatnya saat itu juga pernah diperlihatkan ke warga grand design rencana pembangunan dan berulangkali disosialisasikan ke warga. Namun rencana itu tak pernah terwujud, dan baru pada kepemimpinan Wali Kota Hendrar Prihadi bakal direalisasikan.

“Keinginan kami seumpama jadi sport center, ada lapangan di tengah untuk jalan. Ditambah ada lokasi pujasera. Kami mendukung agar cepat dilaksanakan,” ujarnya.

Camat Banyumanik Maryono mengatakan rencana pembangunan sport center di kawasannya itu perkembangan terakhir masih dalam proses gambar lokasi dan desain, serta tahap penyusunan rencana anggaran biaya (RAB) di Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang. Diperkirakan pada 2021 ini sudah selesai. Kawasan itu akan dijadikan pusat olahraga dan akan dibangun shelter UMKM.

“Untuk pengelolaan nanti akan melibatkan kelembagaan LPMK, kelurahan, dan pemangku wilayah sekitar. Yang jelas, kalau jadi warga di situ, pasti diuntungkan, karena nanti akan banyak aktivitas warga, terutama untuk peningkatan ekonomi, khususnya UMKM yang ada di wilayah sekitar saat ada kegiatan-kegiatan dan olahraga,” jelasnya.

Pembangunan Fokus Lapangan Sidodadi Lebih Dulu

Lapangan Sidodadi akan difokuskan pada peningkatan lapangan sepak bola, lapangan futsal, lapangan voli, skate park, hingga lintasan lari sintetis. Pembangunan berbagai fasilitas di lapangan berukuran 130 x 80 meter itu diperkirakan menelan anggaran hingga Rp 10 miliar.

“Sabtu dan Minggu lapangan ini penuh, bukan hanya orang olahraga, tapi juga rekreasi. Kebetulan Pak Wali, Hendrar Prihadi menghendaki TLJ (Tri Lomba Juang) ke dua, akhirnya dipilihlah lapangan ini karena letaknya di tengah kota,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Semarang, Suhindoyo, Minggu (28/3).

Untuk pembangunan lapangan ini, lanjut dia, diperkirakan menelan anggaran Rp 10 miliar yang akan digelontorkan oleh Dinas Tata Ruang (Distaru). Dispora, kata dia, hanya menyiapkan detail engeneering desain (DED). Setelah DED rampung, ditargetkan April nanti pembangunan lapangan bisa berjalan.”Kita sedang buat DED-nya, kalau sudah nanti langsung jalan pembangunannya,” bebernya.

Suhindoyo menjelaskan, jika pembangunan lapangan akan dilakukan bertahap. Tahap pertama adalah peningkatan lapangan sepak bola dan pembangunan jogging track menggunakan rumput sintesis sebanyak lima sampai enam lintasan.

“Mungkin saja diuruk, karena lapangan sering tergenang air. Bisa saja karena sanitasi yang buruk, letaknya juga lebih rendah dari jalan. Nanti ini satu paket dengan jogging track, lainnya menyusul,” jelasnya.

Spesifikasi pembangunan, kata dia, juga akan ditentukan oleh Distaru. Jika luasan lahan atau space lapangan masih memungkinkan, fasilitas lain seperti lapangan voli dan futsal bisa saja ditembahkan pada tahapan pembangunan berikutnya. Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan dengan lintas dinas, misalnya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang untuk pekerjaan akses jalan dan lainnya.”Harapannya dengan bertambahnya fasilitas olahraga ini bisa dimanfaatkan masyarakat,” tambahnya.

Sementara untuk lapangan Gaharu dan Merbau, lanjut Suhindoyo, belum akan dibangun dalam waktu dekat. Menurutnya, tahun ini fokus pembangunan masih di Lapangan Sidodadi, untuk pembuatan DED ataupun pembangunan, akan dilakukan oleh Distaru.”Prioritasnya masih di Lapangan Sidodadi, mungkin kalau sudah jalan baru ke dua lapangan itu,” katanya.

Pemkot Semarang, kata dia, beberapa waktu lalu juga membangun fasilitas olahraga di tingkat kelurahan. Harapannya tentu agar infrastruktur dan sarana serta prasarana olahraga bisa tersebar di semua kelurahan dan 16 kecamatan. “Kalau tahun ini kita belum ada rencana penambahan lagi untuk pembangunan fasum di kelurahan, anggaran yang kami miliki belum cukup banyak,” ujarnya. (mha/jks/den/aro)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya