26 C
Semarang
Tuesday, 24 December 2024

Sensasi Nonton Film di Bioskop Belum Bisa Tergantikan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Selama masa pandemi Covid-19, banyak bioskop tiarap. Kendati Semarang merupakan salah satu kota yang memberikan kelonggaran untuk membuka bioskop demi mendongkrak sektor pariwisata di Ibu Kota Jateng ini.

Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak kebiasaan dan pola hidup banyak orang. Tak terkecuali cara menikmati film di bioskop. Kini para pecinta film harus beralih menyaksikan ke platform streaming berbayar melalui layar gadget atau televisi. Tentu saja platform tersebut cukup mengobati kerinduan penonton pada film-film atau tayangan premium.

Dari survei singkat yang dilakukan RADARSEMARANG.COM, sebagian kaum muda Kota Atlas ini lebih suka berlangganan Netflix dan Disney Hotstar. Mereka mengaku dua platform tersebut lebih up to date dan memiliki banyak koleksi film dengan berbagai genre.

Memang tidak seasyik menyaksikan film di bioskop yang dilengkapi kursi empuk berjajar rapi, layarnya lebar dengan teknologi audio dolby atmos. Tapi dengan berlangganan platform streaming, penonton dapat menikmati banyak film hanya dengan harga satu tiket nonton di bioskop. Itulah kelebihannya. “Semua jadi bisa kutonton. Horror, action, maupun thriller. Justru lebih bisa merata,” ujar penikmat film Arti Novia kepada RADARSEMARANG.COM.

Saat menonton di bioskop, Arti memilih film bergenre action dan science fiction. Namun karena berlangganan, ia mencoba menikmati banyak genre lainnya.

Tak jauh berbeda, pecinta film atau moviegoers asal Medan, Ridho Sucipto juga mengakui kerap mencoba berbagai platform streaming. “Kebetulan saya lima bersaudara suka nonton film semua,” jelas Ridho.

Ridho tidak dapat memilih genre apa yang menjadi favoritnya. Menurutnya, ia lebih melihat sisi sutradara, penulis naskah cerita dan pemeran dalam film.

Bagi pecinta film sejati, mereka boleh saja beralih ke platform streaming. Namun kerinduannya menyaksikan layar lebar tetap belum terbayarkan sepenuhnya. “Sebenernya lebih asyik nonton di bioskop. Tapi mau bagaimana lagi kalau lagi begini,” imbuh Arti.

Ridho yang biasanya pergi ke bioskop setidaknya satu minggu sekali, juga rindu suasana bioskop. “Saat di bioskop kita seakan berbagi rasa dengan semua penonton sestudio. Benar-benar menikmati kemegahan sebuah film,” tegasnya.

Beberapa bioskop sudah beroperasi dengan protokol kesehatan ketat. Namun Arti dan Ridho berpendapat belum merasa perlu pergi ke bioskop bila tak ada film yang disukai. Mengingat pandemi Covid-19 di Indonesia belum benar-benar usai. Selain itu, banyak produksi film yang ditunda saat ini. “Terpaksa kami tahan dulu ke bioskopnya sampai kondisi normal,” tegas Ridho.

Dengan platform streaming yang menjamur, bagi Arti, dapat mengubah tren film setelah pandemi berakhir. Ke depannya sebagian masyarakat mungkin saja beralih ke platform streaming. Sebagian orang sudah terlanjur nyaman menyaksikan film dari rumah bersama teman dan keluarga. Terlebih para pekerja yang tak punya banyak waktu luang untuk pergi ke bioskop.

Namun bagi Ridho, hal ini kembali kepada pelaku industri perfilman dan permintaan penonton. Apabila mereka beralih sepenuhnya ke platform streaming, maka penonton pun mengikuti. Begitupun sebaliknya, bila masih banyak pecinta film yang suka menikmati film di bioskop, maka pelaku industri akan menyesuaikan.

Terlepas dari tren film yang mungkin saja berubah, Arti dan Ridho sepakat bila menonton film di bioskop tetap lebih seru dan memiliki sensasi serta suasana yang berbeda. Tidak bisa digantikan oleh apapun termasuk platform streaming online. (cr1/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya