RADARSEMARANG.COM – Kucing. Bulu-bulunya yang lembut. Tingkah lucunya yang menggemaskan. Membuat banyak orang ingin memeliharanya. Namun, di masa pandemi Covid-19 ini, pemilik kucing yang merupakan pendatang di Kota Semarang, mulai mengalami dilema ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan harus di rumah saja. Ingin pulang ke kampung halaman, tetapi bingung siapa yang harus mengurus kucing kesayangannya.
Bersyukur ada jasa penitipan kucing. Itu menjadi solusi alternatif bagi warga yang tak bisa membawa peliharaan berbulu itu pulang ke kampung halaman. Pemilik Rumah Kucing Klipang, Maulana Hakim Fadilah, pernah dititipi warga yang pulang kampung ke Batam. “Penitipan kucing paling lama pernah sampai enam bulan,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Fadil ini, pernah memberikan jasa kepada orang yang menitipkan 13 kucing sekaligus. Orang yang menitipkan pun beragam, mulai dari mahasiswa sampai orang tua. Rasanya, ia sudah kebal dengan berbagai luka cakar dan gigitan kucing yang membuatnya sampai harus pergi ke dokter.
“Waktu ada kucing galak, ya risikonya dicakar dan digigit. Itu sudah pasti. Dulu pernah sampai ke dokter buat suntik bekas luka gigitan kucing,” ujarnya sambil memperlihatkan beberapa bekas lukanya.
Tak hanya itu, pernah juga ada yang mau menitipkan hewan selain kucing di tempatnya. Tak main-main, hewan yang hendak dititipkan itu berupa elang, musang, sugar glider, luwak, bahkan ular. Tentu saja Fadil menolak. “Padahal dari namanya sudah jelas. Jasa Penitipan Kucing,” selorohnya sambil tertawa.
Di awal pandemi, Jasa Penitipan Kucingnya mulai sepi. Terutama pada Lebaran tahun 2020, turun drastis sampai 80 persen. Karena larangan mudik dari pemerintah. Padahal Lebaran tahun 2019, yang menitipkan kucing bisa sampai 74 ekor kucing. Tapi Lebaran tahun 2020, hanya 7 kucing. “Tetapi kalau sekarang sudah normal kembali seperti sebelum adanya Covid-19,” kata pria berumur 24 tahun ini.
Tak hanya jasa penitipan, Fadil juga menyediakan jasa grooming. Grooming adalah serangkaian perawatan kucing mulai dari mandi, potong kuku, sampai membersihkan telinga. Meski mengalami banyak kesulitan, ia merasa senang bisa melihat dan menyentuh langsung berbagai ras kucing. Mulai dari kucing Persia, British Short Hair, Exotic, Munchkin, dan lainnya.
“Untuk grooming, sehari paling banyak pernah sampai 13 kucing. Meski begitu, perharinya rata-rata tiga sampai empat kucing saja,” ujar Fadil.
Awalnya Fadil tergerak membuka jasa penitipan kucing ini karena dirinya tak bisa mudik pada Ramadan tahun 2016. Kala itu, ibunya sakit parah sampai harus menjalani operasi. Kompleks rumahnya saat itu sangat sepi karena tetangganya semua mudik. “Karena gagal mudik, saya bingung saat Lebaran nanti mau ngapain saja,” ucapnya.
Saat sedang bersantai dan membuka grup komunitas kucing di Facebook, ia menemukan ada orang kebingungan mencari tempat penitipan kucing. Ia pun teringat bahwa dulunya ia pernah memiliki kesulitan yang sama saat ingin keluar kota, tetapi tidak ada Jasa Penitipan Kucing. Bermodal iseng, ia pun mengunggah Jasa Penitipan Kucing. Ternyata ada yang merespon. “Pasang harganya pun asal-asalan, karena emang nggak tahu kalau di tempat lain berapa,” tandas pria asal Klipang, Semarang ini. (mg1/mg3/ida)