RADARSEMARANG.COM – Bisnis event organizer merupakan salah satu yang sangat terdampak di masa pandemi, sebab pelaksanannya tentu lekat dengan kerumunan. Dengan adanya pembatasan sosial membuat berbagai acara terpaksa ditunda atau dibatalkan.
Gilbert Marvin, pemilik Famouz Creation Wedding & Event Organizer mengakui bahwa masa pandemi merupakan beban berat bagi para pelaku bisnis ini. Salah satu yang menjadi tantangan adalah terkait kebijakan pemerintah yang kerap berubah. “Karena kebijakan yang berubah-ubah, kita sebagai event organizer harus menyesuaikan dengan situasi ini. Misalnya, client sudah booking tanggal, namun tiba-tiba saja PSBB diberlakukan. sehingga waktu pelaksanaan acara menjadi tidak menentu” ujar Marvin pada RADARSEMARANG.COM.
Event-event yang dilakukan ketika masa pandemi pun mengalami berbagai perubahan. Bila pada masa pandemi EO ini mengurus berbagai jenis event seperti lamaran, pernikahan, sweet seventeen, ulang tahun, grand opening, hingga launching produk, kini event yang diurus hanyalah lamaran dan pernikahan. Skalanya pun menjadi intimate wedding yang hanya mengundang saudara serta kerabat dekat.
Untuk bertahan, ia melakukan berbagai strategi serta inovasi. Misalnya dengan membuat video musik terkait pernikahan, serta kerap mengadakan give away. Edukasi kepada calon pengantin juga merupakan hal yang harus dilakukan. “Tetap mengedukasi calon mempelai yang ingin menikah agar tidak perlu ragu menikah di saat ini, memberi tips ke calon mempelai agar para tamu bisa tetap hadir dan tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan” tutur Marvin.
Selain itu, ia dan timnya juga menyiasati agar mencari profesi alternatif, sebab pemasukan EO kini sangatlah tidak menentu. “Kami sendiri melakukan pivot untuk pertama kalinya, saya yang dulu hanya mengandalkan EO sebagai sumber mata pencaharian akhirnya membuka bidang usaha baru di bidang ekspedisi,” lanjutnya. (mg4/ton)