26 C
Semarang
Tuesday, 24 December 2024

Beli Baju Ukuran Kecil agar Semangat Diet

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Banyak hal yang memotivasi orang gemuk untuk diet. Selain masalah kesehatan, bosan karena sering di-bully juga menambah semangat untuk mengurangi berat badan.

Ikhlasul Amal merupakan seseorang yang bisa dibilang pantang menyerah dalam menggapai apa yang ia perjuangkan. Salah satunya berjuang menurunkan berat badannya yang berlebih.

Sejak dulu, ia kerap kali menerima ejekan mengenai bentuk tubuhnya yang dianggap tak sesuai. Laki-laki kelahiran 12 Juli 1999 ini sudah muak dengan bullying yang sering diterima. Ia lebih memilih menggunakan tindakan nyata untuk membuktikan bahwa ia mampu mengubah objek ejekan tersebut.

Saat SMP, Amal sering kena bully teman seangkatan maupun kakak kelas. Diejek atau dilempari barang. Bahkan pernah beberapa kali dipalak kakak kelas. Ini berlanjut saat SMA. Pernah ia dipanggil dengan sebutan “gajah”, “gendut”, bahkan “kingkong”. Berat badannya sempat mencapai 100 kilogram.

Mulai 2018, gaya hidup pria yang kerap disapa Raden ini berubah. Ia aktif menjaga pola makan yang sehat, berolahraga, dan tentunya berbahagia. Raden mengaku, pada awalnya sempat minder. Badan yang terlalu gemuk membuatnya malu untuk berada di lingkungan masyarakat.

“Hal yang membuat aku tergerak untuk melakukan diet yang pertama adalah karena aku mencintai diri aku sendiri. Dan cara aku untuk bisa mewujudkan itu ya dengan berubah menjadi lebih baik. Yang kedua adalah sejak dulu aku udah mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan. Nggak mau lagi mendapat perlakuan yang sama, karena aku juga ingin diterima masyarakat,” kata Raden.

Ada yang unik ketika Raden menjalani diet. Ia sering membeli baju dengan ukuran lebih kecil dari ukuran tubuhnya. Misalnya ketika ukuran baju yang biasa dikenakan XXL, maka ia memaksa membeli baju ukuran L. “Menurut aku hal ini bisa memberi motivasi. Memang rada konyol, tapi ini bikin aku terpacu buat berubah juga. Tiap beli baju selalu ukurannya kekecilan biar kepacu bahwa suatu saat aku bisa tuh, make tuh pakaian,” katanya.

Raden mengikuti salah satu pola diet yang populer di Indonesia yakni OCD atau (Obsessive Corbuzier’s Diet). Tak hanya menerapkan satu pola metode diet, mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) berusia 21 tahun ini mengaku bahwa ia juga mengkombinasikan metode diet lain, seperti defisit kalori. Olahraga untuk tetap menjaga stamina dan memperlancar metabolisme tidak lupa dijalankan.

Hasilnya, dalam kurun waktu 1 tahun ia mampu menurunkan berat badanya dari 100 kg menjadi 71 kg. “Sampai saat ini aku berhasil turunin berat badan sampai 40 kilogram. Hal ini aku dapat bukan cuma dengan menjaga pola makan saja. Aku juga work out setiap harinya, contohnya angkat beban, jogging pagi hari, cardio, atau menari,” katanya.

Terlalu sering di-bully juga menjadi salah satu motivasi Tan Faizal Rachman untuk diet. Selain tentu saja alasan kesehatan. “Karena merasa kurang sehat dan mengalami bully dari sekitar. Sebenarnya enggak terlalu peduli banget dengan bully nya, tapi lebih condong termotivasi karena ingin menjadi diri yang baru dan lebih sehat,” ujar mahasiswa Ilmu Komunikasi Undip Semarang ini.

Berat badan Tan pernah mencapai 120 kg. Awalnya diet terasa sangat berat. Ia terbiasa makan dengan porsi banyak. Dengan usaha serta niat keras, akhirnya dirinya ia bisa mengurangi porsi makan. “Akhirnya aku bisa kontrol pola pikirku dengan mencoba mengalihkan kebiasaan unhealthy food ke healthy food aku,” ujarnya.

Dalam jangka waktu empat bulan, usaha dietnya pun berbuah manis. Bobot badan yang awalnya 1,2 kuintal tersebut perlahan-lahan turun. Kini telah mencapai 72 kg.

Metode diet yang dilakukannya pun beragam. Mulai dari diet tuna (protein), diet terong, diet telur, intermittent fasting (puasa berjangka), sampai dengan metode yang paling ekstrem yaitu water fasting. Tan tidak menyarankan orang lain untuk menerapkan diet water fasting atau tidak mengonsumsi apapun kecuali air. Karena ada efek samping seperti penurunan tekanan darah ataupun malnutrisi.

Tan tidak melakukan olahraga ketika melakukan diet, hanya mengandalkan pengaturan pola makan. Namun untuk saat ini, dirinya berusaha rutin berolahraga sambil menjaga berat badan ideal yang dimilikinya saat ini. Dia juga tidak melakukan konsultasi ke dokter ataupun mengonsumsi obat diet. Semuanya murni dilakukan dengan pengaturan pola makan.

Sebenarnya bobot Tan sempat mencapai 52 kg. Tapi karena merasa terlalu kurus, ia lantas kembali menaikkan hingga saat ini di angka 72 kg. “Lakukan diet dengan sehat, karena diet ini berhubungan langsung dengan kesehatan jasmani dan rohani,” katanya. (mg2/mg4/ton)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya