31 C
Semarang
Wednesday, 18 December 2024

Saya Jadi Nggak Tega, Sesak Nafas Itu Berat

Para Penyintas Covid Sumbangkan Plasma Darah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Plasma konvalesen diyakini bisa menjadi salah satu penyembuh pasien positif Covid-19. Sejumlah mantan pasien Covid-19 tergerak menyumbangkan plasma konvalesen untuk menyelamatkan orang lain, yang mungkin tak dikenalnya, agar sembuh dari Covid-19.

Juli, demikian ia biasa disapa, tak ragu jadi salah satu pendonor plasma. Ia mengerti beratnya mengalami sesak napas yang mengganggunya setiap malam.

Kalau ingat masa-masa saat terkena Covid-19, Juli langsung sedih. Itu adalah masa yang berat bagi ia dan keluarga. Apalagi, saat ia melakukan isolasi mandiri, ia dapat kabar duka. Tambah stres. “Agak stres juga, pas waktu isolasi temen saya yang di Jakarta ada yang meninggal juga soalnya,” kenang perempuan asal Semarang ini.

Awal mula terkena Covid-19, Juli tak percaya. Ia kira penyakit tipusnya kambuh, saat suhu tubuhnya mencapai 39 derajat Celsius. Sebab, seminggu sebelumnya dari perusahaan tempat ia bekerja mewajibkan karyawan mengikuti swab PCR dan hasilnya negatif. Pada hari ketiga ia mulai diare dan batuk. Lalu nafsu makan mulai menurun selama tujuh hari. Lucunya, ia pernah dikira terkena sawan lalu diobati pakai obat-obat tradisional.

“Untung di perusahaan ada daily medical survey, yang memantau kesehatan karyawan selama pandemi,” terangnya. Ketika data Juli selalu merah, tim dokter menyarankannya untuk melakukan tes swab PCR kembali. Hasilnya positif.

Saat terkena Covid-19, Juli mencoba berpikir positif, bangun pagi, olahraga, perbanyak istirahat dan makan-makanan bergizi. Ia juga rutin minum obat, vitamin, suplemen, buah dan madu. “Pokoknya saat sakit saya nggak boleh lapar dan tidak boleh capek. Harus banyak makan dan istirahat,” jelasnya. Juli akhirnya dinyatakan negatif Covid-19 setelah menjalani tes swab kedua.

Setelah sembuh, suatu hari, ia dimintai tolong untuk menjadi donor plasma konvalesen bagi ayah dari teman keponakannya. Tanpa ragu, Juli langsung mengiyakan. Sebab memang dari awal ia sudah berniat menyumbangkan plasma ketika melihat postingan instagram Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Lihat postingan Pak Ganjar yang (tentang) dokter di Solo sakit, saya jadi nggak tega. Sesak napas itu berat,” ungkap pemilik golongan darah B ini.

Lebih lanjut, ia memberi dukungan kepada para pasien Covid-19 agar terus bersemangat berjuang melawan penyakitnya. Ia juga berpesan untuk para penyintas Covid-19 yang sudah sembuh agar berlapang hati membantu para penderita lain yang sedang berjuang.

“Karena sedikit darah kita bisa mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Mumpung kita masih diberikan kesehatan dan peluang untuk hidup dari Allah SWT,” kata Juli.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sempat terpapar Covid-19 beberapa waktu lalu. Setelah sembuh orang nomor satu di Semarang ini termasuk yang rutin mendonorkan plasma darah. Apalagi ia merasakan sendiri metode penyembuhan donor plasma darah.

“Terapinya beberapa kali suntikan, Alhamdulillah bisa sehat dan njenggelek, tadinya padahal lemes. Tentu kejadian yang menimpa saya karena terkena Covid-19 ini pengalaman yang luar biasa terutama spiritual,” kata Hendi saat ditemui RADARSEMARANG.COM November lalu.

Setelah sembuh, Hendi pun mendorong orang yang sembuh dari Covid-19 untuk mendonorkan plasma darahnya. Kamis (3/12/2021) lalu Hendi kali pertama melakukan donor plasma darah. Sebelumnya ia menjalani serangkaian pengecekan kesehatan terlebih dahulu, sebelum menjalani proses pengambilan plasma darah. “Saya salah satu orang yang sembuh melalui metode plasma konvalesen. Metode ini bisa dimasifkan untuk sebagai metode penyembuhan,” bebernya.

Meskipun banyak masyarakat yang sembuh dari Covid-19, ternyata tidak sembarangan orang yang bisa mendonorkan plasma darahnya. Syarat utamanya adalah pendonor tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Juga belum semua penyintas mau mendonorkan plasma darahnya. (den/cr1/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya