31.8 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Penyintas Covid-19 Jangan Takut Donor Plasma

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Jateng mendorong berbagai instansi untuk membentuk paguyuban donor darah. Selain itu, masyarakat yang pernah terinfeksi (penyintas) Covid-19, diharapkan tidak malu atau takut melakukan donor plasma.

Jumlah anggota pendonor darah yang tergabung dalam wadah PDDI Jateng kini mencapai jutaan orang. Namun jumlah anggota pendonor plasma masih terhitung sedikit. Karena itu, PDDI terus mendorong para penyintas Covid-19 untuk tidak takut menjadi pendonor plasma.

“Jangan menganggap ini sebuah aib. Masyarakat juga jangan mendiskriminasi terhadap para penyintas Covid-19. Mari kita dorong dan berikan support, sesama manusia untuk saling tolong menolong,” kata Sekretaris PDDI Jateng Budi Laksono kepada RADARSEMARANG.COM Sabtu (16/1/2021).

Menurutnya, Covid-19 ini hal baru, sehingga menjadi salah satu kegiatan baru di dalam forum lembaganya. Daerah-daerah di kabupaten/kota, bahkan, boleh membentuk paguyuban pendonor darah Covid-19 unit PDDI Jateng.

Budi membeberkan, syarat untuk menjadi pendonor minimal sudah terinfeksi Covid-19. Nantinya, untuk tingkat ukurannya yang lebih objektif, akan diukur dengan kadar immunoglobins di dalam darah pendonor. Selain itu, secara fisik berat badannya memenuhi syarat seperti halnya 55 kilogram. “Secara teoritis, setiap orang yang pernah kena akan membentuk kekebalan terhadap tubuhnya,” bebernya.

Khusus pendonor perempuan harus belum pernah melahirkan. Karena kalau sudah melahirkan, ada potensi munculnya antigen HLA. Ini berisiko menyebabkan alergi terhadap penerimanya. “Kalau riwayat penyakit membuat pendonor atau yang didonori bertambah sakit, misalnya hepatitis atau selama sakit minum obat tertentu yang tidak bagus buat penerimanya, nanti kami screening dan saring,” jelasnya.

Kendalanya, misalkan ada orang yang mau daftar, tapi masih malu-malu atau takut diskriminasi atau stigma. Padahal orang yang kena Covid-19 dan sembuh, memang orang yang benar-benar lulus ujian dan relatif kebal. “Orang lain belum tentu mampu mendonor, tapi dia mampu mendonor,” sambungnya.

Antusiasme penyintas menyumbangkan plasma bisa dilihat di PMI Kota Semarang. Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Semarang dr Anna Kartika mengatakan, setiap hari, ada sekitar 100 orang yang berniat menjadi donor plasma.“Namun tidak semua pendonor ini masuk kategori donor plasma konvalesen,” kata Anna.

Meski demikian, stok plasma konvalesen di PMI sering kosong. Sebab permintaan dari pasien lebih banyak dibandingkan penyumbang. Anna berharap makin banyak penyintas Covid-19 yang menyumbangkan darahnya.

Sabtu (16/1/2021), 30 karyawan Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) menjadi donor plasma konvalesen di PMI Kota Semarang. “Pekerja tersebut dipastikan sudah sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh Covid-19, dibuktikan dengan hasil swab PCR sebanyak 2 kali dan negatif,” kata Executive General Manager Pertamina Regional JBT Sylvia Grace Yuvenna.

Dijelaskannya, masih tingginya angka pasien Covid-19 hingga saat ini, menyebabkan terapi plasma konvaselen semakin dibutuhkan. Bahkan di media sosial sering ditemui adanya warga yang memerlukan donor plasma konvalesen. Inilah yang melatarbelakangi para pekerja Pertamina yang sudah sembuh dari Covid-19 ikut tergerak untuk mendonorkan plasma darah mereka bagi pasien Covid-19 lain yang membutuhkan. (mha/hid/ton/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya