RADARSEMARANG.COM – Pemakaian cat sembarangan di tubuh bisa membahayakan kesehatan. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang dr Elang Sumambar, mengatakan efek samping penggunaan cat manusia silver adalah gatal di kulit. Cat akan menutup pori-pori dalam kulit. Dikatakannya, penggunaan cat sablon yang dicampur dengan minyak tentu haruslah digunakan dalam produksi tekstil bukan untuk ke kulit manusia.
“Dampak jangka pendeknya ini akan langsung terasa seperti ada rasa gatal dan alergi di tempat yang mereka cat. Kalau dipakai ke seluruh badan, jelas paling tidak akan ada banyak titik ruam merah di beberapa bagian. Dengan begitu bisa membuat banyak masalah untuk kesehatannya,” kata Elang.
Masalah lainnya, lanjutnya, adanya alergi apabila tidak cocok dengan penggunaan zat kimia pada cat itu. Menurutnya hal itu juga bisa berdampak pada masalah dehidrasi berat hingga syok, yang akhirnya bisa menyebabkan kematian. Ia sendiri tidak merekomendasikan penggunaan cat dalam tubuh. Dikatakannya, dampak jangka panjang dari penggunaan cat sablon plus minyak secara rutin, juga akan menimbulkan efek yang lebih berbahaya berupa kanker kulit. “Sangat memungkinkan untuk menderita kanker kulit,” jelasnya.
Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin pada halodoc.com dr Irwan Fahri Rangkuti SpKK, mengatakan bagian yang paling tidak mengenakkan penggunaan cat pada tubuh adalah bisa menimbulkan rasa gatal dan panas. Sepemahamannya, penggunaan cat mengandung bahan kimia seperti vinyl chloride, plastisol, formaldehida, logam berat seperti timbal, titanium, kromium, hidrokarbon, dan pelarut atau thinner.
Penggunaan vinyl chloride dalam waktu singkat dapat mempengaruhi saraf dan menimbulkan gejala pusing dan sakit kepala, iritasi mata dan saluran napas, iritasi dan alergi pada kulit, bahkan terkontaminasi dalam jumlah besar akan menimbulkan kerusakan paru dan ginjal. “Efek jangka lama bisa menimbulkan Vinyl chloride’s disease, kerusakan hati, ginjal, otak, cacat pada bayi, abortus, kanker hati, kanker payudara, kanker rongga mulut, dan kanker otak,”jelasnya.
Sementara di Kabupaten Pekalongan, Golek, 18, lebih memilih menjadi manusia silver selama delapan bulan terakhir ini. Ia berhenti jadi pengamen. Pengalaman setahun lalu dikejar-kejar, dihajar, hingga digunduli oleh Satpol PP jadi alasannya. Ia memilih gantung gitar dan menjadi manusia silver.
RADARSEMARANG.COM berkesempatan berbincang dengan Golek di bangjo (lampu lalu lintas) Podo, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Saat itu ia tengah beraksi di hadapan para pengendara motor. Ia hanya mengenakan celana pendek sepanjang lutut. Sekujur tubuhnya, dari ujung kepala hingga kaki telah ia lumuri cat silver. Ia berlagak seperti patung. Lantas berjalan mendekati semua pengendara satu per satu dan menengadahkan kardus. “Ya, seperti ini cara saya dapat uang,” katanya kepada koran ini.
Meski langsung bersentuhan dengan aspal, Golek tak mengenakan alas kaki tiap beraksi. Padahal ia berdiri di atas aspal cukup lama tiap sekali beraksi. “Dulu awalnya panas. Kaki sampai kapalan. Lama kelamaan terbiasa,” ungkapnya.
Golek menggunakan cat besi untuk melumuri tubuhnya. Namun harus ditambah cairan campuran. Salah satu yang biasa ia gunakan minyak goreng. Katanya, agar mudah dihapus. Cukup dengan mandi. “Kalau pakai campuran bensin kurang aman. Saya pernah mencoba dan kulit jadi iritasi,” katanya. (jks/nra/ton)