RADARSEMARANG.COM – Ada minuman khas di setiap daerah. Tak sedikit yang diproduksi rumahan. Minuman jadul itu tetap dicari meski varian minuman dalam kemasan kini banyak beredar.
Limun Pekalongan cukup dikenal. Namanya limun Oriental. Minuman khas Kota Batik ini sudah diproduksi sejak 1920. Atau sudah berusia satu abad alias 100 tahun. Meski demikian, minuman ini tetap eksis di tengah gempuran aneka softdrink produksi dalam maupun luar negeri.
Penerus kepemilikan pabrik dan kafe Oriental Cap Nyonya Siluet itu adalah Bernadi Sanyoto Wodoyoko. Ia tetap mempertahankan cita rasa khas minuman ini. Berbeda dengan softdrink yang saat ini marak di pasaran, limun Oriental memiliki sensasi rasa buah segar yang lebih soft di tenggorokan.
Bahan baku pembuatannya menggunakan ekstrak buah natural dan gas CO2. Minuman itu sering disebut minuman beruap, bukan minuman bersoda. Karena tidak mengandung soda.
Minuman jadul itu sampai sekarang masih digandrungi kawula muda. Mereka asyik nongkrong, juga bersama pasangannya menikmati limun beraneka varian itu. Kafe limun Oriental tetap mempertahankan nuansa zaman dulu khas Kolonial Belanda. Bangunannya masih dirawat dengan interior-interior lawas.
Perkakas-perkakas jadul, seperti telepon, mesin tik, dan toples-toples antik terpajang rapi. Karenanya, kafe dan limun Oriental punya penikmatnya sendiri. Kafe limun Oriental buka mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.30. Selain limun, ada beraneka makanan sebagai teman nongkrong.
“Kami terus bertahan, berbagai inovasi kami kembangkan. Penjualan tahun ini sudah tembus 11.930 botol,” ujar Bernadi Sanyoto Wodoyoko kepada RADARSEMARANG.COM.
Varian lemon, jeruk, dan kopi moca menjadi best seller saat ini. Sementara varian terjadul tetap eksis dan dicari karena memberikan nostalgia tersendiri. Varian paling jadul itu adalah kopi moca, frambozen, dan jeruk. Selain itu, ada berbagai varian lain, seperti lemon, mangga, sirsak, dan nanas.
Botol limun Oriental yang digunakan juga terbilang unik. Ada dua jenis. Botol dengan leher panjang, dan botol dengan leher besar berkepala kecil. Ke depan, inovasi desain pada botol akan dilakukan. Pihaknya akan mulai meluncurkan pada Desember tahun ini.
Desain botolnya lebih kekinian, seperti minuman beredar di pasaran. Namun tetap menjaga merek dan nuansa lawasnya. Botolnya lebih identik dengan minuman anggur.
“Kami terus promosikan di rumah makan, kafe, dan hotel. Biar orang tetap tahu kalau ini masih ada. Yang jadul-jadul ini tetap banyak dicari. Ini minuman beruap, rasanya pasti beda dengan minuman zaman sekarang,” ucapnya. (yan/aro)