31.5 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Terinspirasi Paman, Kejar Impian Jadi Pilot Pesawat Tempur

Lebih Dekat Penerbang Muda Letda Cpn Adhi Setyoprabawa Saptoputratmo S.Tr. (Han)

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Bagi Letda Cpn Adhi Setyoprabawa Saptoputratmo S.Tr. (Han), menjadi pilot pesawat atau helikopter tempur adalah impiannya sejak kecil. Adhi begitu ia disapa, mengenal dunia penerbangan kali pertama, ketika diperkenalkan oleh pamannya yang kebetulan anggota TNI Angkatan Udara (AU).

Adhi mengenang, saat kecil ia kerap diperlihatkan profil seorang pilot. Meski pamannya bukan seorang penerbang. Hal itu sangat membekas di hatinya. Bahkan, membuatnya mulai tertarik dalam dunia kedirgantaraan dan ingin menjadi tentara.

“Ya awalnya dikenalkan paman kepada dunia kedirgantaraan. Dari sana, saya tertarik. Bahkan sampai langganan majalah Angkasa. Setelah lulus SMA, saya fokus mengejar impian masa kecil,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, belum lama ini

Kebetulan pula, Adhi berasal dari keluarga prajurit. Almarhum kakeknya bahkan seorang tentara dan merupakan veteran perang kemerdekaan. Termasuk paman dan saudara lainnya. Basic keluarga prajurit, membuatnya mendapatkan dukungan penuh dari orang tua dan keluarga untuk mewujudkan cita-citanya. “Keluarga memberikan dukungan penuh. Atas restu mereka, Alhamdulillah cita-cita saya bisa tercapai,” ujarnya.

Selepas SMA, Adhi melanjutkan studi ke Akademi Militer (Akmil) pada 2017 lalu. Begitu lulus, ia melanjutkan studi ke Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) pada tahun 2018. “Pernah diajak juga oleh teman bapak ke Penerbad. Sempat naik helikopter pada tahun 2000. Sekarang jadi pilot. Bahkan foto saat tahun 2000 lalu ketika duduk di kokpit, masih saya simpan hingga kini,” jelas pria yang memiliki jabatan Perwira Penerbang II Siud I Flite Heli Serang ini.

Pada 2018, Adhi ikut sekolah terbang dasar. Tak berhenti disitu, ia kembali melanjutkan studi terbang pesawat operasional. Saat ini, Adhi menunggangi capung perang raksasa yakni helikopter MI 35 buatan Rusia yang merupakan helikopter tempur.

“Pengalaman terbang pertama tentu deg-degan dan campur aduk. Apalagi sama sekali nggak tahu tentang dunia penerbangan. Di atas kayak gimana atau apa. Ya lambat laun sembari belajar dengan instruktur senior lainnya, akhirnya terbiasa,” tambah pria yang menikah Agustus 2020 ini.

Tergabung dalam Satuan : Skadron-11/Serbu, pengalaman sekolah dan sharing pengalaman ini, lantas diaplikasikan dalam terbang solo. Adhi kini memiliki pengalaman 150 jam terbang.

“Kalau pengalaman kedinasan misal perang langsung belum pernah. Karena helikopter tempur, saya juga ikut latihan menembak heli tempur di Baturaja yang merupakan pusat pendidikan tempur,” bebernya.

Prestasi Adhi berlanjut ketika mendapatkan kesempatan sekolah pilot helikopter jenis Apache. Sayangnya, studinya tersebut tertunda karena pandemi Covid-19. Namun, Adhi tak patah arang. Kesempatan mengemudikan Apache, akan direalisasi tahun depan. “Insyaallah sekolah lagi tahun depan. Tahun ini belum sempat berangkat karena pandemi,” sesal pria kelahiran Semarang, 21 Mei 1994 ini.

Baru-baru ini, helikopter milik TNI AD jatuh di Kendal. Insiden tersebut, sebagai manusia tentu ia memiliki rasa takut. Sebagai manusia biasa dan makhluk beragama, Adhi mengaku menyerahkan nasibnya kepada Allah.

“Yang jelas kita lakukan yang terbaik. Misal pengecekan sebelum terbang, wajib dilakukan. Tentunya berdoa agar selamat. Bagi saya, 99 persen adalah pada manusianya, 1 persen adalah kuasa Tuhan,” katanya.

Sebagai prajurit, ke depan ia berharap bisa memberikan dedikasi terbaik bagi dunia kedirgantaraan dan Bangsa Indonesia. Terlebih ada rombakan alutsista di tubuh TNI secara besar-besaran demi mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Misalnya pembelian helikopter baru, serta menyekolahkan pilot muda ke luar negeri. “Saya ingin mendedikasikan yang terbaik semuanya kepada satuan, bangsa, negara dan keluarga,” pungkasnya. (den/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya