RADARSEMARANG.COM – Sedimentasi Sungai Blorong yang sudah tinggi, diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Hal itu diperparah dengan lahan hutan yang gundul dan banyaknya kawasan perumahan baru yang dibangun di wilayah kecamatan Boja dan Limbangan.
Kepala BPBD Kendal, Sigit Sulistyo mengatakan jika kondisi Sungai Blorong memang sudah lama memprihatinkan. Yakni tingginya sedimentasi. Hal itu menyebabkan badan sungai menyempit. “Aliran air menjadi sedikit dan terhambat karena banyak sedimentasi,” katanya.
Pantauan koran ini, sedimentasi yang tinggi karena sudah lama ditumbuhi tanaman dan semak belukar. Sungai yang lebarnya sekitar 20-25 meter hanya tampak 10 meter saja yang efektif.
Artinya separuh lebih sedimentasi memenuhi sisi kanan dan kiri tepi sungai. Hal itu diperparah, dengan lahan hutan yang mulai gundul. Yakni akibat pohon-pohon ditebangi. “Sehingga saat hujan, air yang harusnya mengalir lancar terhambat karena banyaknya sedimentasi,” kata Sigit.
Selain itu lahan warga yang tadinya berupa perkebunan juga kini berubah ditanami cor beton berupa perumahan dan jalan. “Banyak sekali perumahan di wilayah atas, baik Boja maupun Limbangan,” akunya.
Perumahan-perumahan tersebut menurutnya sedikit banyak berpengaruh. Sebab tadinya air yang terhambat karena adanya pepohonan, kini langsung mengalir ke bawah menuju Sungai Blorong.
Alhasil, sungai tak mampu menampung aliran air yang begitu banyak. Ditambah kondisi sungai yang penuh sedimentasi. “Jadi volume air meningkat dan meluap membanjiri permukiman warga,” tuturnya.
Menurutnya, Pemkab Kendal sendiri tidak bisa berbuat banyak. Sebab kewenangan Sungai Blorong ada di Pemprov Jateng. “Tapi kami sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jateng. Harapan kami sungai segera dinormalisasi. Semoga tahun depan ada tindak lanjut yang positif,” harapnya. (bud/ida)
