RADARSEMARANG.COM – Normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) oleh pemerintah pusat, membuat Pemerintah Kota Semarang memindahkan pedagang kali lima (PKL) di Jalan Barito ke Pasar Barito Baru atau Pasar Klitikan Penggaron. Namun karena sepi pengunjung dan letaknya di pinggiran kota, pedagang mulai tidak betah dan memilih pindah.
Menurut informasi, banyak pedagang yang menggelar dagangan secara liar di kawasan Peterongan Bugel, Kokrosono, Sendowo dan Suari.
“Kita sudah mendapatkan laporan jika Pasar Klitikan Penggaron ditinggalkan pedagang, nanti akan kita tindaklanjuti dengan dinas terkait,” kata Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang, Suryanto kepada RADARSEMARANG.COM.
Menurut politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ini, beberapa waktu lalu sudah melakukan koordinasi dengan dinas terkait, serta perwakilan pasar. Pihaknya meminta agar dinas bisa melakukan inovasi agar pasar bisa kembali hidup.
“Nanti kita akan ke dinas dulu, baru ke para pedagang. Karena kewenangannya di Dinas Perdagangan, maka kami minta agar pasar ini bisa dihidupkan kembali,” jelasnya.
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto SH MM menjelaskan, saat dilakukan normalisasi BKT, Satpol PP mendapatkan perintah agar memindahkan pedagang di Penggaron dan Relokasi MAJT. “Saya meminta pedagang agar tetap menempati sesuai kesepakatan mereka dipindahkan ke dua tempat ini,” katanya.
Terkait ada pedagang yang berpindah keluar Pasar Klitikan dan menggelar dagangan di tempat larangan, pihaknya mengaku belum mendapatkan laporan. Namun jika memang mengganggu ketertiban, Satpol PP siap melakukan penindakan. “Jelas kami akan tertibkan, jika memang ada laporan. Apalagi jika mengganggu masyarakatnya dan melanggar Perda bakal kami tindak,” tegasnya. (den/aro)