26.5 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Satu Merpati Butuh Pakan Rp 200 Ribu Sebulan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Sejak tiga bulan lalu, klub merpati balap Jolo Sutro 189 asal Batang tak berlatih di lapangan. Mereka memusatkan latihan di kandang atau markas besarnya di Desa Klidang Wetan Kecamatan Batang. Dari jalam utama masuk gang gang sempit yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.

Di tengah permukiman warga, kandang merpati ini cukup megah. Di balik tembok tinggi terdapat sekitar 300 merpati. Bak seorang raja, merpati-merpati tersebut mendapatkan perawatan spesial. Tiap hari, pakan yang diberikan pun tidak sembarangan. Ada racikan jamu-jamu khusus, terbuat dari bahan-bahan alami seperti alang-alang. Satu pasang burung biasanya menghabiskan dana lebih dari Rp 200 ribu untuk pakan spesial tersebut dalam satu bulan.

Dari ratusan burung itu, ada enam burung utama atau masuk dalam kandang VIP. Burung tersebut merupakan player andalan Jolo Sutro 189 dalam bertanding merpati balap. Merpati butuh waktu minimal satu tahun mendapatkan perawatan dan berlatih intens untuk menjadi player. Selain enam burung VIP tersebut masih ada 30-an pasang burung dalam proses latihan setengah jalan.

Sang owner yang juga Ketua Jolo Sutro 189, Hermanto, 41, memberi nama khusus pada enam merpati andalan. Yaitu Forsa, Krisna, Kristal, Mahasura, Dewaruci, dan satu merpati dirahasiakan namanya atau Mr X. Salah satu burung andalan telah laku Rp 360 juta, masuk sepuluh besar merpati termahal di Indonesia. Pembelinya adalah Tim Baron B’ker Tegal. Usai dibeli langsung menang perlombaan balap di lapak Padel Tegal. Nama burung tersebut adalah Bajak Laut.

“Kenikmatan dari hobi merpati balap itu rasa syukur. Senangnya belum tentu sama yang dirasakan orang lain pemilik hobi sama. Hobi itu mencari kepuasan, seni itu pasti rugi. Ini seni dalam bermain merpati balap, pengeluaran pasti lebih besar dari pemasukan,” ujar Hermanto pada RADARSEMARANG.COM.

Menurutnya perkembangan merpati balap semakin kuat, di Batang lapak kolong cukup banyak. Di Kecamatan Batang ada tujuh lapak kolong. Salah satu kolong yang berstandar nasional adalah Lapak MJ, tinggi kolong 8 meter, dengan luas 6 meter persegi. Di lapak tersebut Jolo Sutro 189 meraih banyak prestasi. Berbagai macam event telah diadakan di sana. Perlombaan yang diadakan memperebutkan hadiah, yaitu Rp 35 juta. Selisih Rp 10 juta dari perlombaan merpati balap lain.

 

Sementara itu Wardoyo JK, 47, Manager Jolo Sutro 189 menjelaskan bahwa timnya telah mengikuti berbagai perlombaan di luar Batang. Terjauh di Tegal dan Semarang. Di MJ, tahun ini mereka merasakan panen gelar juara. Sudah 15 kali menang di lapak tersebut.

“Hobi ini berawal dari orang tua dulu yang juga hobi merpati balap. Dari kecil saya melihat itu sampai ikut berkecimpung di dalamnya. Jolo Sutro 189 baru berdiri tiga tahun lalu,” ucapnya.

Nama Jolo Sutro 189 sendiri tercetus dari mimpi. Merupakan nama pusaka ampuh dari nenek moyang. Sementara angka 189 dianggap angka keberuntungan yang juga muncul dalam mimpi. Uniknya lagi, trah merpati yang dilatih tim tersebut berwarna manggis. Sehingga warna tersebut menjadi ciri khas mereka, karena beberapa burung dianggap memiliki corak yang sama.

“Hampir tiga bulan kami di rumah, tidak ada kegiatan di luar. Tiga hari setelah Lebaran kami baru mulai aktivitas normal kembali. Biasanya kami latihan lima sampai 10 kali saat di lapangan. Selama pandemi kami terbangkan merpati hanya di markas. Intensitasnya ditingkatkan sampai 20 kali sehari, dalam jarak dekat,” pungkasnya. (yan/ida/bas)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya