RADARSEMARANG.COM – Hobi menerbangkan merpati, jika dilakukan secara ulet dan serius ternyata dapat menghasilkan uang. Seperti yang dilakukan M Joned, 37. Dari hobinya, bisa didapat ratusan juta tiap bulan. Tak hanya itu, namanya melambung di kalangan pecinta merpati karena pernah menjual merpati hasil rawatannya bernama “Qiu-Qiu” senilai Rp 500 juta.
Kepada RADARSEMARANG.COM Joned mengatakan, telah 20 tahun bergelut dengan merpati, khususnya merpati kolong. Ia mengaku, awalnya hanya iseng menyalurkan hobi. Karena telah menjadi kesenangan, Joned akhirnya mempelajari semua hal terkait merpati kolong.
“Terjun di dunia merpati kolong sejak tahun 2000. Sejak saat itu, saya sudah mempelajari cara merawat dan melatih. Tak mungkin merpati kolong bisa hebat tanpa perawatan dan latihan yang asal-asalan,” katanya.
Setelah beberapa tahun mempelajari cara merawat dan melatih merpati kolong, Joned menghasilkan satu merpati fenomenal bernama “Qiu-Qiu”. Lewat merpati ini, nama Joned makin dikenal karena sering menyabet juara di berbagai ajang perlombaan merpati kolong. “Dulu saya beli merpati itu murah. Kemudian saya latih sendiri. Bersama kakak, saya dirikan tim bernama Halilintar. Player andalan kami Qiu-Qiu itu,”jelasnya.
Saking fenomenalnya, Qiu-Qiu dilirik banyak tim. Bahkan, peranakan Qiu-Qiu juga dilirik. Akhirnya Qiu-Qiu pindah tangan ke tim lain dengan mahar Rp 500 juta.
Terjualnya Qiu-Qiu menandai era baru perjalanan Joned di dunia merpati kolong. Ia cabut dari Halilintar. Mendirikan tim sendiri bernama Kenwood. Nama Kenwood diambil dari salah satu merpatinya yang juga fenomenal.
“Saya lebih bangga dengan Kenwood karena hasil ternakan saya sendiri. Dimulai dari nol. Peranakannya juga berprestasi, semua juara, merata,” ucapnya.
Perjalanan Joned dari Halilintar ke Kenwood telah mencetak banyak merpati berprestasi. Joned benar-benar memperhatikan perawatan dan persilangan kawin untuk menghasilkan merpati kolong andal.
Hingga kini, Joned masih berternak merpati kolong. Merpati-merpati hasil rawatannya telah banyak dibeli orang. “Namun, terkadang orang hanya melihat saya sekarang. Tidak mau melihat perjuangan saya. Bagaimana melatih mental merpati, menjaga nutrisi, dan dihantam banyak kegagalan seperti merpati hilang atau mati. Semua itu proses yang membawa saya bisa sampai di sini,” tutupnya. (nra/ida/bas)