29.3 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Ujung Tombak dan Ujung Tombok

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, KEBIJAKAN Pemkot Semarang menaikkan honor ketua RT dan RW dari Rp 600 ribu menjadi Rp 750 ribu per bulan disyukuri oleh para ‘pejabat pemerintah’ paling bawah tersebut. Mereka menilai kenaikan anggaran operasional itu bisa membantu menekan biaya ‘tak terduga’ yang sering dikeluarkan ketua RT dan RW. Sebab, selama ini, ketua RT dan RW tak sekadar ujung tombak, tapi juga ujung tombok.

Ketua RT 1 RW 4 Kelurahan Tegalsari Agustinus Suhermanto menuturkan, pada pelaksanaannya, honor tersebut lebih banyak digunakan untuk keperluan RT. Sehingga jarang digunakan untuk keperluan pribadi. Dengan adanya tambahan tersebut, tentu saja pihaknya merasa senang. Karena dengan semakin banyak nominal tentu akan semakin banyak pula keperluan RT yang dapat dibiayai dengan anggaran tersebut.

“Biasanya untuk kejadian yang bersifat spontan. Kalau menggunakan kas RT, terlalu lama. Karena itu, biasanya saya menggunakan honor tersebut,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Meski demikian pihaknya memberi saran. Jika disuruh memilih, pihaknya lebih mendukung Pemerintah Kota Semarang membuat anggaran khusus untuk pembangunan infrastruktur RT. Daripada kenaikan honor tersebut. Sebab, pihaknya merasa hal tersebut akan jauh lebih bermanfaat bagi warganya.

“Kenaikan honor tentu bagus. Tapi lebih baik dialokasikan untuk dana khusus pembangunan saja. Idealnya ya Rp 1 juta,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Ketua RW 7 Kelurahan Tegalsari, Semarang, Purnowarsito. Ia lebih memilih honor tersebut dialokasikan untuk keperluan kampungnya. Purnowarsito merasa sedikit terbebani dengan adanya honor tersebut. Sebab, jika tidak pandai memanajemen uang tersebut akan menjadi beban RT atau RW-nya.

“Kalau uang tersebut memang untuk kampung kan kita bisa lebih bebas menggunakan untuk keperluan kampung,” ujarnya.

Meskipun begitu dirinya mengaku tetap senang dengan adanya kenaikan honor tersebut. Setidaknya bisa membantu warganya ketika ada keperluan. Sehingga tidak perlu menunggu lama untuk terealisasi. Dirinya juga berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan maksimal kepada warga, meski ada atau tidak kenaikan honor tersebut. “Bagaimanpun saya tetap berterimakasih dengan Pak Wali yang mau menaikkan honor RT dan RW,” katanya.

Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Kabag Tapem) Sekda Kota Semarang Hernowo Budi Luhur mengatakan, kenaikan anggaran operasional Ketua RT dan RW tersebut guna meningkatkan kinerja dan peran RT dan RW dalam rangka mendukung pembangunan Kota Semarang. Kenaikan anggaran tersebut sudah dibahas dalam paripurna DPRD Kota Semarang untuk 2020 mendatang.

Dikatakan, sebelumnya, anggaran operasioal untuk ketua RT dan RW sebesar Rp 600 ribu setiap bulannya.  Besaran tersebut dinilai masih kurang, mengingat peran mereka dalam membantu menyosialisasikan program-program Pemkot Semarang. “Itu bantuan transport kepada ketua RT dan RW. Harapannya, bisa membantu dan meringankan beban bagi ketua RT maupun RW untuk mampu melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Mualim mengatakan, jika pemberian dana operasional bagi ketua RT dan RW memang perlu diapresiasi. Menurutnya, selama ini fungsi dari ketua RT dan RW sangat vital, apalai mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat. “Selama ini program-program Pemkot Semarang bisa tersampaikan dengan baik ke masyarakat juga atas peran ketua RT dan RW. Sehingga perlu kita apresiasi,” kata Politisi Patai Gerindra ini.

Menurutnya, kenaikan anggaran untuk operasioal ketua RT dan RW se-Kota Semarang ini sudah melalui perhitungan matang di dalam postur APBD 2020 mendatang. “Sudah kita perhitungkan dengan matang, sehingga kenaikan tersebut memang sudah masuk dalam APBD 2020 mendatang,” ujarnya. (akm/ewb/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya