RADARSEMARANG.COM, Rata-rata penduduk Indonesia, hanya setinggi 155-an sentimeter untuk perempuan dan 170-an sentimeter untuk laki-laki. Lebih dari 180 sentimeter, biasanya mengalami banyak kendala dalam keseharian. Seperti apa?
MEMILIKI tubuh tinggi adalah impian bagi sebagian orang. Tapi, memiliki tubuh terlampau tinggi atau jangkung tak selalu menyenangkan. Ada banyak duka di balik ukuran tubuh yang kerap diidam-idamkan itu.
Tiara Kristine, mahasiswa semester tujuh jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (Undip) ini adalah salah satu pemilik tubuh jangkung. Memiliki tinggi 178 sentimeter, membuat Tiara tergolong jangkung di antara teman-teman perempuannya.
Ia mengaku bahwa sejak kecil selalu menjadi siswa paling tinggi di kelas. Karena postur tubunya itu, ia kerap kali diminta duduk di bangku paling belakang karena dianggap menghalangi pandangan.
Selain pengalaman di masa kecilnya, Tiara juga mengaku saat ini kesulitan mencari ukuran sepatu dan celana yang pas. Tak banyak sepatu perempuan yang menyediakan ukuran 43 seperti ukuran kaki miliknya. Sedangkan rata-rata ukuran sepatu teman perempuannya antara 36-40 saja. Oleh sebab itu ia kerap membeli sepatu model laki-laki. Beruntung, sekarang ini sudah ada toko sepatu yang menyediakan sepatu perempuan ukuran big size, meski tak banyak jumlahnya.
Sama halnya dengan celana, untuk mencari ukuran yang sesuai, Tiara harus mencari celana produk impor. Tiara tak bisa memakai produk buatan lokal. Karena produk lokal sering memiliki model yang tak terlalu panjang, menyesuaikan dengan ukuran tubuh perempuan Asia. Selain terbatas jumlahnya, untuk mendapatkan sepatu dan celana yang pas, Tiara juga harus merogoh kocek yang lumayan dalam.
Tak selesai sampai di situ. Jika kebanyakan orang menganggap bahwa memiliki tubuh jangkung memudahkannya di dalam melakukan kegiatan sehari-hari, tidak demikian bagi Tiara. Baginya, tubuh jangkung yang ia miliki sering mengganggu kegiatannya. Meskipun dalam bentuk yang sepele seperti sering terbentur atap pintu atau atap mobil.
“Kalau naik angkot sering terbentur, atau kalau ke bangunan yang atapnya tidak terlalu tinggi gitu juga harus nunduk,” ungkap perempuan kelahiran Jakarta, 18 Februari 1999 itu kepada RADARSEMARANG.COM, Jumat (16/11).
Dalam hal memilih pasangan, putri tunggal dari Sarah Intan ini juga sempat dirundung kecemasan. Susah untuk Tiara jika menginginkan pria yang memiliki ukuran tubuh lebih tinggi darinya. Bahkan ketika ia memilih untuk menurunkan kriteria ukuran tubuh pria idamannya, tak banyak pria yang cukup percaya diri bisa bersanding dengan tubuhnya yang jangkung.
Meski banyak pengalaman tak menyenangkan yang Tiara dapatkan, tak pernah sekalipun dalam hidup ia mendapatkan bullyan dari lingkungannya. Hal itu yang membuat Tiara tak lantas berkecil hati meski memiliki tubuh yang jangkung. “Apapun itu, aku tetap mensyukuri tubuh jangkung ini. Karena punya tubuh jangkung itu unik,” ujarnya dengan senyum simpul. (cr4/ida)