RADARSEMARANG.COM, MENIKAH bukan hanya menerima kelebihan pasangan. Kekurangan pasangan pun harus diterima dengan lapang dada. Ini menjadi pondasi awal dalam membangun mahligai pernikahan. Jika salah satu tak bisa menerima kekurangan pasangan, rumah tangga bisa berakhir kandas.
Seperti yang dialami John Dori yang sudah delapan tahun menikah dengan Lady Sandi. Namun pasangan ini belum dikaruniai seorang anak. Mereka tinggal di tempat yang berbeda. Lady di rumah dan John merantau di luar kota untuk bekerja.
Takut istrinya bosan, John memberikan kebebasan pada Lady untuk berkegiatan. Karena selalu menjaga kondisi badan, Lady pun hobi berolahraga. Lady sering pergi ke tempat gym dan sanggar senam.
Namun kebebasannya memberikan izin ini dimanfaatkan oleh Lady. Setiap hari, ia bertemu dengan instruktur gym. Namanya Betrand. Mereka intens menjalin komunikasi.
Lady pun lama-lama terpikat dengan ketampanan dan kegagahan gurunya itu. Ia lupa diri bahwa sang suami sedang bekerja keras mencari nafkah. Sepandai-pandainya menyimpan bangkai akan tercium juga baunya.
Begitu pula perselingkuhan Lady dan Betrand bisa terendus oleh John. Akibatnya, rumah tangga mereka bubrah. John tak terima dikhianati. Ia pun menjatuhkan talak pada istrinya.
“Diberi kebebasan, malah kebablasan,” kata John.
Dua tahun hubungan gelap istrinya sudah berjalan. Namun John baru mengetahui tiga bulan terakhir. Ia sangat kecewa dengan perbuatan Lady. “Kabeh wis tak turuti, njaluk nge-gym tak iyani, eh jebul malah selingkuh,” ujarnya geram.
John pun tahu perbuatan sang istri dari temannya yang sama-sama menjadi member. Awalnya tak percaya. Namun ia membuktikannya sendiri. Dibuntuti sang istri sampai ke tempat gym.
John pun mendapati Lady sedang bermesraan dengan Betrand. Karena tak kunjung sadar diri, John pun menceraikan istrinya. Kini, keduanya masih menjalani sidang perceraian di Pengadilan Agama Semarang.
“Nduwe bojo tukang selingkuh meh gawe opo? Pegat wae, nggolek sing anyar malah enak,” tandasnya. (kap/aro)