RADARSEMARANG.COM, Hidup di keluarga yang sering ribut membuat Lady Sandi tidak tahan. Sebab, sejak kecil ia terbiasa hidup dengan keluarga yang adem ayem. Lady selalu diberikan kasih sayang oleh kedua orang tuanya.
Namun ketika menikah dengan John Dori, kehidupannya berubah total. Lady yang tidak terbiasa menerima bentakan atau suara keras, terus mendengar keluarga semuanya ribut.
Setiap hari, John dan kakak iparnya selalu berantem masalah warisan. Lady yang tidak tahan pun memilih untuk berpisah. Rumah tangga yang telah dibina selama enam tahun itu pun berakhir kandas.
“Niatnya mau hidup nyaman, malah kandas di tengah jalan,” kata Lady.
Setelah dibebani dengan tugas mengurus mertua yang sakit, Lady harus berkutat dengan pertikaian antarsaudara. Ia tidak mempunyai masalah dengan John. Suaminya berperilaku baik kepadanya. Perhatian dan memberikan tanggung jawab sepenuhnya.
Yang menjadi masalah adalah lingkungan keluarga John yang kasar. Masalah sepele selalu dibesar-besarkan. Puncaknya, ketika mertuanya meninggal. Anak-anaknya rebutan warisan. Termasuk suaminya. Kakak iparnya bersikukuh akan menjual tanah warisan itu untuk membayar hutang.
Sementara John tidak mau. Karena itulah, Lady menjadi terseret. Ia selalu dibilang biang kerok yang menghasut suaminya.
“Setiap hari ribut terus, saya lama-lama pusing. Walaupun sudah terbiasa, tapi terus-terusan difitnah ya nggak tahan juga,” akunya.
Hal itupun berpengaruh pada kehidupan rumah tangga pasangan ini. Perbedaan pendapat sering terjadi. Akhirnya mereka juga sering bertengkar.
Belum lagi Lady selalu dalam posisi terpojok. Saat John bekerja, kakak iparnya selalu datang untuk minta uang karena ditagih rentenir. Lady pun terpaksa memberikannya. Lama-lama ia pun tak tahan.
“Bosan udah bertahun-tahun ribut dengan masalah yang sama. Setiap hari direpoti, terus-terusan dimintain uang. Ya wis pisah aja lah,” ujarnya. (kap/aro)