RADARSEMARANG.COM, SETELAH menikah pasangan suami istri harusnya saling menjaga komitmen. Pahit manis rumah tangga harus dijalani berdua. Bukan hanya manisnya saja yang diinginkan.
Pahitnya juga harus dirasakan berdua. Saling menerima kondisi satu sama lain juga dibutuhkan di sini. Namun berbeda dengan rumah tangga yang dijalani John Dori.
Istrinya, Lady Sandi, tak bisa menerima kekurangan ibunya. Mereka memang saling mencintai. Tapi, rumah tangganya harus kandas di tengah jalan karena keegoisan Lady. John merasa dibohongi. Karena itulah ia merelakan sang istri.
“Ibu itu memang sudah lama sakit, sebelum kita menikah malah. Lady juga sudah tahu, dulu bilangnya sanggup merawat. Giliran udah nikah dia berubah pikiran, malah ingkar janji,” jelas John.
Mertua Lady ini menderita stroke. Sehingga setiap hari ia harus merawatnya. Belum genap satu bulan mereka menikah. Tapi Lady sudah angkat tangan.
Ia merengek kepada sang suami agar dicarikan perawat. Karena kasihan, John pun mengabulkannya. Tugas Lady kini hanyalah mengurus rumah dan mengecek kondisi mertuanya.
Itupun tidak dijalankan dengan baik. Lady masih mengeluh. Katanya kerjaan rumah banyak. Harus menyapu, memasak, mencuci baju, dan mengantar kontrol mertua ke dokter.
“Udah tak carikan perawat, Lady masih aja ngeluh. Katanya ibuku suka marah-marah. Dimasakin nggak pernah dimakan. Ya, namanya juga ngerawat orang tua kan kudu sabar,” katanya.
Akibatnya, John pun merasa lelah dengan keluhan Lady. Bukannya bersabar, Lady selalu menyalahkan suaminya.
“Lama-lama lelah aku Mbak. Punya istri kok kerjaannya ngeluh muluk. Niat menikah biar ada yang bantu ngurus ibu, ini malah nambah-nambahin masalah,” akunya.
Pernikahan yang diimpikan John bisa mewarnai kehidupannya ini pun berakhir di meja hijau pengadilan. Belum genap dua tahun mereka menikah. Tapi harus kandas di tengah jalan saat John melayangkan talak pada istrinya.
“Lady nggak bisa diatur, mending juga pisah. Bayar orang buat ngurus ibu malah lebih tenang,” katanya. (kap/aro)