31 C
Semarang
Friday, 20 December 2024

Suami Selalu Bela Istri Muda, Lady Pilih Pisah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, BERANI berpoligami harusnya juga berani berbuat adil. Namun tidak dengan John Dori. Ayah dua anak ini berani berpoligami, tapi tak adil dengan kedua istrinya.

Akibatnya, rumah tangganya bersama istri pertamanya, Lady Sandi, pun harus kandas. John terlalu membela istri mudanya.

Namanya Pretty. Tidak hanya satu atau dua kali. Tapi hampir setiap hari. Lady dan Pretty sering kisruh karena hal sepele. Karena itulah John sering marah-marah.

Anehnya, yang dapat amukan sang suami hanya Lady. Sedangkan istri mudanya selalu dibela. Karena itulah Lady tak tahan dengan suaminya. Ia pun memutuskan untuk berpisah dan lebih memilih menjanda.

“Lagian Mas John berani poligami harusnya juga berani bertanggung jawab. Rumahnya dipisah, kebutuhan dicukupi, lha ini nggak bisa dua-duanya. Malah Pretty terus yang disayang,” ujar Lady.

Saat ditanya, Lady mengaku terpaksa mengizinkan suaminya menikah lagi. Ia tak tega jika perpisahannya berpengaruh buruk pada mental anak-anaknya.

“Mau nolak ya gimana anak butuh makan. Mau pisah juga kasihan takutnya anak-anak di-bully teman-temannya,” katanya.

Meski sakit hati. Lady tetap bertahan. Namun lama-lama kesabarannya habis. Pretty selalu berbuat ulah. Mulai dari menyalahkan Lady karena masakan nggak enak serta mengadu dombanya dengan John.

“Nah jadi si Pretty ini suka ngadu saya males-malesan di rumah, jadinya ya ribut terus,” ujarnya.

Lady menyayangkan sikap suaminya yang tak adil. John selalu membela istri mudanya. Hal ini membuat Lady tambah sakit hati. Selain pemberian nafkahnya berkurang, Lady juga tak pernah mendapat jatah dari suaminya.

“Memang Mas John itu suami nggak tahu diri, udah dikasih izin nikah lagi, bukannya bersyukur, malah nyia-nyiain anak istri pertamanya,” keluhnya.

Yang membuatnya keukeh untuk berpisah bukan karena kasih sayang John terhadapnya luntur. Tapi kasih sayang untuk anak-anaknya juga mulai hilang.

Ia tak lagi menggubris permintaan sang anak untuk bermain ataupun sekadar membeli es krim di supermarket.

“Kalau anak saya udah disakitin ya buat apa bertahan? Percuma juga, mending balik ke rumah orang tua,” katanya. (kap/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya