RADARSEMARANG.COM, SEJAK kecil Lady Sandi terbiasa untuk hidup mandiri. Begitupun setelah menikah. Ia masih bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Setelah dihantam pandemi, suaminya John Dori terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Lady pun sama. Namun Lady tak langsung putus asa. Awalnya menjadi buruh pabrik tidak menghentikan langkahnya untuk memulai usaha baru.
Ia banting setir berjualan makanan ringan. Membuat keripik tempe, singkong, dan apapun olahan makanan yang menghasilkan rupiah. Di saat Lady semangat untuk bangkit, Suaminya justru berulah. PHK menjadi alasannya untuk bermalas-malasan. Bukannya membantu istri berjualan, John justru pergi foya-foya dengan teman.
“Katanya sesekali keluar bareng temen, eh taHunya kebablasan,” jelas Lady.
Kelakuan John pun kebablasan. Tak hanya keluar bareng teman, John juga asyik berselingkuh dengan wanita simpanannya. Namanya Pretty. Meskipun Lady memergoki, ia tak langsung minta pisah. Sebagai seorang ibu yang dipikirkan adalah masa depan anak-anaknya. Ia takut mental kedua anaknya akan terganggu akibat di-bully oleh teman sekolahnya.
“Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Sambil foya-foya sambil cari wanita lain atuh Mbak,” tambahnya.
Bukannya tobat. Suaminya tambah berulah. Kerjaannya hanya minta uang dan marah-marah. Ketika Lady tak memberika uang, John tak segan melayangkan tangannya. Tamparan berulang kali didapatkan Lady hingga wajahnya memar.
“Istri banting tulang eh dia malah asyik selingkuh. Kalau bukan karena anak, saya sudah minta pisah sejak dulu,” katanya.
Puncaknya ketika John mempunyai banyak utang, Lady yang dikejar-kejar rentenir untuk membayar. Sementara suaminya sibuk kencan. Bertahan dalam biduk rumah tangga yang tak harmonis membuatnya lelah. Lady pun memutuskan untuk berpisah.
“Suami nggak tahu diri, berutang buat selingkuhan. Kenapa saya yang disuruh bayar? Mending pisah cuma nanggung anak,” ujarnya.
Ia pun bernafas lega ketika hakim memutuskan mereka berdua resmi bercerai. Ketika ditemui, Lady sedang mengambil akta cerai di Pengadilan Agama Semarang.
“Akhirnya bisa bernafas lega, nggak ada lagi drama bayar utang orang,” katanya sambil terkekeh. (kap/aro)
