RADARSEMARANG.COM, MENIKAH tidak hanya tentang kesiapan batin saja. Tapi juga finansial. Jangan karena ekonomi belum mapan, rumah tangga berakhir di meja pengadilan. Seperti yang dialami John Dori dan Lady Sandi. Keduanya menikah di usia dini. Saat itu John Dori berumur 19 tahun, sedangkan Lady Sandi 17 tahun. Meski begitu, kala itu John sudah bekerja sebagau buruh pabrik. Sementara istrinya baru lulus SMA.
Karena umur Lady belum memenuhi syarat untuk menikah, dilakukan pengajuan dispensasi nikah. Setelah beberapa kali bolak-balik untuk pengajuan, akhirnya hakim menyetujui. Mereka pun menikah.
“Awalnya orang tua tidak setuju karena umur kami masih kecil. Tapi karena saya sudah ngebet nikah dan nggak enak sama tetangga, akhirnya diizinkan,” jelas Lady.
Kehidupan berumah tangga tak selalu indah. Beda ketika masih berpacaran. Menjalani biduk rumah tangga selama satu tahun membuat Lady seperti terkungkung di dalam rumah. Ia tidak bisa pergi untuk bertemu dengan temannya ataupun berbelanja. Saat keluar rumah pun John pasti ikut.
“Pikirnya dulu nikah itu enak mbak. Ada temannya, mau apapun dituruti. Kalau lihat orang-orang yang sudah menikah, sepertinya mereka senang-senang terus,” akunya.
Masalahnya tak hanya itu. John kerap telat memberikan uang belanja kepada istrinya. Lady pun harus pintar berhemat untuk pengeluaran rumah tangganya. Keinginannya untuk membeli skincare selalu ia pendam. Sementara John mengharuskan istrinya untuk tampil cantik. Pertengkaran pun terjadi karena masalah sepele.
“Mau cantik gimana, ngasih uang belanja aja sering telat. Belum lagi uangnya pasti kurang. Memangnya tampil cantik nggak butuh skincare?” tambahnya dengan nada tanya.
Puncaknya ketika Lady memutuskan untuk bekerja, namun tidak diizinkan oleh John Dori. Keduanya pun bertengkar hebat, hingga akhirnya Lady memutuskan untuk bercerai. Lady langsung pergi ke Pengadilan Agama (PA) untuk mengurus berkas perkara. Sampai saat ini keduanya masih menjalani sidang di PA Semarang.
“Kalau gini nyesel nikah muda. Dulu ngebet nikah, akhirnya cerai juga,” pungkasnya. (kap/ida)
