RADARSEMARANG.COM, Orang tua melakukan perjodohan dengan maksud memilih yang terbaik untuk anaknya. Namun tidak bagi Lady Sandi dan John Dori. Keduanya menjadi korban perjodohan. Rumah tangga berjalan dingin. Tak bertegur sapa satu sama lain. Pernikahan pun bubar. Lady Sandi, 22, menikah dengan John Dori tiga bulan lalu. Mereka bertemu saat lamaran. Seminggu setelah lamaran mereka menikah.
“Mau gimana nggak saling kenal, tapi disuruh nikah. Ya, gini jadinya Mbak, ambyar,” kata Lady.
Sebenarnya John Dori tidak menginginkan pernikahan ini. Begitu juga dengan Lady. Mereka hanya tak ingin menjadi anak durhaka. John sudah memiliki kekasih. Namanya Pretty. Rekan kerjanya di kantor. Sementara Lady masih ingin fokus pada karirnya. Bahkan ia tak peduli suaminya punya selingkuhan.
“Kami ini menikah sama-sama terpaksa. Mas John punya pacar biarin aja saya nggak peduli, yang penting jangan sampai keluarga tahu. Ehh dianya melanggar,” ujarnya.
Setelah menikah, mereka membuat surat perjanjian. Isinya mengurus hidup masing-masing dengan syarat tak boleh ada keluarga yang tahu tentang Pretty. Namun John melanggarnya. Saat sedang berkencan dengan Pretty di sebuah restoran, orang tua Lady melihatnya. Tak hanya sekali. Tapi, sudah tiga kali John ketahuan sedang bermesraan dengan Pretty di tempat umum. Hal ini menjadi pemantik amarahnya.
“Tentu orang tua cerita kalau lihat Mas John sama perempuan lain. Nggak cuma ibu. Kakak juga sempat melihatnya. Mereka sedih. Hal inilah yang membuat saya mantap untuk bercerai,” akunya.
Selama tiga bulan menikah, mereka tidak tidur dalam satu kamar. Lady tidur di kamar tamu. Sementara John di kamar pribadi. Merasa bosan dengan pernikahan pura-puranya ini, akhirnya Lady melayangkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Semarang. Saat ditemui keduanya pun sedang menunggu antrean untuk sidang.
“Pernikahan ini membuat kami tidak bisa leluasa. Mungkin orang tua akan sedih. Tapi ini yang terbaik,” katanya. (kap/aro)