RADARSEMARANG.COM, Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kerap memicu rumah tangga ambyar. Seperti yang dialami Lady Sandi. Suaminya, John Dori, 35, melakukan KDRT terhadap dirinya. Hal ini sudah berlangsung cukup lama hingga 10 tahun. Namun Lady tak berani mengatakannya pada orang lain. Suaminya berubah setelah mereka memiliki buah hati.
Setelah menikah, John menyayangi Lady layaknya suami lainnya. Setiap hari John selalu memanjakannya. Setiap libur bekerja, suaminya selalu menyempatkan waktu untuk mengajaknya pergi keluar sekadar menghabiskan waktu bersama. Namun setelah melahirkan anaknya yang pertama sikap John menjadi kasar.
“Aku bingung, dulu dia baik, tapi setelah aku melahirkan sikapnya berubah. Mungkin karena kondisi ekonomi yang pas-pasan ditambah lagi ada anak,” ujar Lady.
Kebutuhan bayi memang tak sedikit. Sebagai seorang buruh pabrik. Inilah yang selalu dipikirkan John hingga ia melampiaskan kekesalannya pada istrinya. Bahkan saat Lady berbuat sedikit kesalahan. John langsung emosi dan memukuli dirinya. Tak jarang luka lebam menghiasi wajahnya.
Sempat ingin meminta cerai. Tapi Lady teringat akan anaknya yang masih kecil.
“Awalnya nggak tahan sama sikap Mas John. Mau cerai, tapi aku masih kepikiran anakku,” katanya.
Ia takut anaknya akan kekurangan gizi dan tak bisa bersekolah. Bertahan selama 10 tahun nyatanya membuat Lady mundur. Tak tahan dengan perlakuan John yang selalu menyiksanya membuat Lady malayangkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Semarang.
“Aku udah capek Mbak. Mecahin satu gelas aja aku bisa dipukulin seharian, bilangnya jadi istri nggak pecus ngurus rumah,” ujarnya.
John yang tak mau bercerai dengan Lady membuat mediasi berjalan alot. John tetap keukeh tidak mau menceraikan istrinya. Namun apalah daya, Lady mempunyai semua bukti kelakuan John terhadapnya.
Saat ini, keduanya masih menjalani sidang di Pengadilan Agama. Tak lupa, Lady juga berusaha memperebutkan hak asuh anak agar jatuh ke tangannya.
“Aku tidak ingin sikap putraku seperti Mas John,” katanya.(cr4/aro)
