RADARSEMARANG.COM, Menikah lebih mudah ketimbang mempertahankan pernikahan. Perlu hati yang lapang untuk menerima kekurangan dan kelebihan pasangan. Seperti yang dialami John Dori dan Lady Sandi. Pernikahan mereka bisa dibilang baru seumur jagung. Namun rumah tangganya terpaksa bubar.
John Dori, 23, menikahi istrinya Lady Sandi, 21, setahun yang lalu. Berpacaran selama dua tahun membuat John mantap untuk mempersunting Lady. Namun baru berjalan tiga bulan, John sudah tak tahan dengan kelakuan istrinya. “Memang benar, menikah tidak seindah berpacaran,” ujar John.
Sifat asli, Lady mulai terlihat. Ia yang semula pendiam mulai banyak omong. Selain itu, dia mulai berani kepada suaminya. Bahkan ketika dilarang melakukan suatu hal. Lady akan marah.
“Semenjak menikah itu sifatnya berubah, nggak tahu kenapa. Apa karena capek ngurus rumah saya juga nggak tahu,” jelasnya.
Lebih parah dari itu, ternyata Lady suka berhutang ke rentenir. Hal ini ia lakukan tanpa sepengetahuan suaminya. Uang hasil berhutang ia gunakan untuk membeli baju baru dan skincare.
Pekerjaan Lady hanyalah ibu rumah tangga. Sejak menikah ia sudah setuju untuk berhenti bekerja. Namun keinginannya untuk tetap tampil cantik masih ada. Usianya yang masih muda membuat Lady tak bisa menahan gairah untuk membeli produk baru yang sedang naik daun.
“Kalau nggak beli katanya malu nanti bisa diejek teman-temannya,” kata John.
Awalnya, John tidak tahu bahwa istrinya sering berhutang. Namun karena Lady tidak bisa membayar angsuran, rentenir terpaksa menagih suaminya.
John malu karena ia ditagih rentenir di depan rekan kerjanya. Sampai di rumah ia langsung memarahi istrinya. Lady pun mengaku bahwa selama ini, ia berutang. Tak hanya satu rentenir, tapi lima rentenir.
“Ternyata selama ini dia suka gali lubang tutup lubang, utangnya banyak, Mbak,” ungkap John kesal.
Tak sedikit, jika ditotal utang Lady mencapai Rp 20 juta. John tak sanggup melunasi utang istrinya. Setelah sempat cekcok, John akhirnya menalak Lady. Saat ini keduanya sedang menjalani sidang di Pengadilan Agama Semarang.
“Pekerjaan saya cuma buruh pabrik, nggak kuat kalau suruh bayar utang segitu banyaknya. Mending pisah aja, Mbak,” jelasnya. (cr4/aro)