RADARSEMARANG.COM, Membangun mahligai rumah tangga tak semudah mendirikan tenda, Bisa dibongkar pasang dan dipindah semaunya. Begitupun tak selamanya selurus jalan tol, kadang kala berkelok, turunan, bahkan tanjakkan harus dilalui. Setiap pasutri pasti mengalami hal demikian. Ada yang bubar, ada pula yang bertahan.
Seperti yang dialami John. Ia harus menelan pil pahit buah dari pernikahan yang telah dibangunnya selama 20 tahun. Rumah tangga yang dibangun bersama Lady, istri tercintanya, sekarang runtuh.
Parahnya, sang istri tidak lagi mengakui John sebagai suami yang sah. Menganggap seseorang yang hidup pun tidak. Dalam sidang perceraiannya supaya terkabul, Lady tega menyebut John sudah tiada.
Sebenarnya, John sudah mati-matian mempertahankan rumah tangga bagaimanapun kondisinya. Ia selalu bertanggung jawab dan punya komitmen untuk menafkahi dan melindungi keluarganya. “Mau bagaimana lagi, dia sudah tidak tahan. Aku tidak ada niatan untuk cerai,” katanya.
Sebelumnya, John menduga, pernikahannya kandas karena hadirnya orang ketiga. Ia tak habis pikir, istri yang selama ini dicintai malah mengiris hatinya menjadi dua bagian. Pertama, Lady yang tidak tahu diri. Kedua, menganggap John sudah mati. “Dia yang minta cerai kepada saya. Tapi saya bertekad untuk tetap mempertahankan,” kata bapak dua anak ini.
Sudah jelas, kecintaan Lady kepada John sirna karena perkara materi. Lady menganggap, suaminya tak bisa mengurus keluarganya lantaran penghasilannya rendah. Sehingga hidupnya diwarnai gali lubang tutup lubang.
Penghasilan John per hari hanya cukup untuk makan keluarga. Sedangkan biaya pendidikan anaknya juga belum bisa terpenuhi. Bahkan salah satu anaknya yang sudah menginjak SMK, dititipkan ke panti asuhan. “Dulu baik-baik saja serba kecukupan. Ketika saya terpuruk bukannya mendukung malah pergi,” ujar John.
Sejak saat itu, rumah tangga John diwarnai dengan pertengkaran. Hari ke hari bukan meredam, tapi semakin runyam. Lady minta cerai, sedang John kukuh tak mau cerai.
Hati John semakin sakit bak disambar petir ketika Lady terang-terangan selingkuh dengan laki-laki lain. Apalagi selingkuhannya itu lebih kaya. Lady memang sengaja menunjukkan supaya John menyetujui perceraiannya.
Namun hati John tetap teguh mengakui Lady sebagai istrinya, dan bersedia memaafkan kesalahannya. Lady semakin jengkel dan mengajukan perceraian ke pengadilan. Namun karena suami masih mampu memberi nafkah dan memenuhi kewajibannya pengajuan perceraian Lady ditolak.
Tak kehabisan akal, Lady membuat surat kematian John agar bisa cerai. Ditambah keluarga dan tetangganya tidak suka pada John, ikut mendukung dan bersaksi. Alhasil, Lady bisa bercerai dan menikah lagi dengan laki-laki kaya. John tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya bisa menerima kelakuan Lady yang kurang ajar. “Saya tidak bisa bendung lagi, silakan berbuat semaunya. Kelak akan ada balasannya,” kata John pasrah. (cr3/aro)