RADARSEMARANG.COM, Memiliki tiga buah hati tak menyurutkan niat Lady Sandi untuk berpisah dengan suaminya. Ia mengaku sudah capek menghadapi suaminya yang tak punya arah tujuan. Hanya pasrah dengan keadaan tanpa mau berusaha.
“Saya jualan ya demi keluarga, eh dia malah enak-enakan di rumah mengandalkan hasil warung yang tak seberapa. Siapa yang gak jengkel?” katanya dengan nada tinggi.
Hal ini bermula ketika kontrak kerja John Dori tak bisa diperpanjang. Alhasil, ia tak punya pekerjaan. Sementara di usianya yang tak lagi muda sangat sulit mendapatkan pekerjaan. Dari sinilah rumah tangga ini kerap dilanda masalah. Di satu sisi, kebutuhan banyak, namun pemasukan minim. Di sisi lain, Lady kesal karena John tak bisa diajak kerja sama.
“Kalau memang gak ada kerjaan ya ayolah buka usaha bareng. Modalnya nanti pinjam dulu. Pasti ada jalan, saya yakin. Tapi dianya gak mau,” ujarnya kesal.
Menurut Lady, suaminya lebih mementingkan gengsi ketimbang kebutuhan keluarga. Untuk banting setir menjadi pedagang, ia enggan karena terbiasa kerja kantoran. “Ini memang sudah jadi penyakit,” ucap Lady ketus.
Seharusnya, kata dia, John tak perlu menggubris omongan orang. Yang penting kewajiban sebagai kepala rumah tangga dijalankan. Tapi memang tipikal John sejak dulu kolot, jadi susah diubah.
Pascamenganggur, John hanya berdiam diri. Tanpa membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Sementara Lady berpikir keras supaya roda ekonominya tetap jalan. Tidak stagnan seperti pemikiran John.
“Sekarang gini ya, kalau saya gak jualan mau makan apa. Kebutuhan anak juga masih banyak. Yang penting kan ada pemasukan, soal kerjaan apa itu yang penting halal kan,” ujar Lady.
Menurut wanita 35 tahun ini, sia-sia saja mengandalkan suaminya. Hanya bikin stres. Lebih baik ia mandiri, tapi kehidupan anak-anaknya terjamin. Alasan ini sudah cukup menjadi bekal bagi Lady mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Semarang. Sekalipun harus ambyar, setidaknya ia lepas dari John yang menyebalkan. (ifa/aro)