RADARSEMARANG.COM,Lady Sandi masih 22 tahun. Ia mantap membina mahligai rumah tangga dengan John.
Bayangannya, setelah menikah akan dinafkahi, dimanja, dan dimuliakan. Eh, kenyataannya kebalikannya. Bayangan kebahagiaan di pernikahannya adalah semu.
Setelah di-PHK, John kerjaannya tidur, makan, tidur, makan saja.
“Ra peduli kebutuhan. Rumangsane kopi mbi gulo teko dewe po?” kata Lady jengkel.
John masih saja mengharapkan pekerjaan di perusahaan, padahal sudah puluhan kali dia melamar di berbagai perusaan, tapi tidak ada respon.
“Wong lagi pandemi gini. Kalau langsung pengin yang gajinya banyak ya susah,” terang Lady.
John terus saja mengedepankan gengsinya, dan tidak mau kerja ecek-ecek.
Lady, yang sejak sebelum menikah berjualan online, rencananya bakal gak jualan lagi. Ia ingin fokus jadi ibu rumah tangga.
“Tapi gimana, dapur kudu tetep ngebul. Perut juga butuh makan. Ya sudah, jualan online-ku terus tak lanjutin,” tuturnya.
Sehari dua hari, ia melihat John ongkang-ongkang tidak masalah. Tapi ini sudah berjalan hampir setengah tahun.
Setiap disuruh kerja di sana, katanya nggak mau karena gajinya sedikitlah, jauhlah, apalah, selalu ada alasan.
Lady masih berusaha bersabar. Ia tetap berjualan online. Tapi, mungkin urat pekanya John sudah hilang. Melihat istrinya sibuk, bukannya bantuin, malah santai-santai di depan TV.
“Mbok ya bantu-bantu packing kan bisa, tapi dia nggak mau. Katanya susah,” keluh Lady.
Lady tak tahan lagi dengan kelakuan John. Ia membulatkan tekad untuk menggugat cerai John ke Pengadilan Agama Semarang. (cr9/aro)