RADARSEMARANG.COM, Alasan Lady Sandi menggugat cerai suaminya kini sudah bulat. Tak seperti dulu yang masih memikirkan perasaan. Kini, ia sepenuhnya sadar jika pernikahannya memang tak sehat. Ia tak ingin hal ini berdampak pada anaknya. Sebab, kondisi hubungan orang tua yang buruk sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak.
Diakuinya, ia dulu memang bertahan dengan rumah tangganya karena alasan anak. Ia tak mau anaknya besar tanpa seorang ayah. Namun, ia sadar, keluarga kecilnya ini sudah bobrok. Suami tukang selingkuh, sementara Lady mudah depresi. “Ujung-ujungnya yang kena imbas nanti anak, gak ngerti apa-apa, tapi jadi korban orang tuanya,” ujarnya.
Menurutnya, berpisah memang jalan yang benar daripada menjalani dengan siksaan. Ia pun sangat yakin, hak asuh akan jatuh untuknya.
Lady mengakui, suaminya tak lagi menghargainya sebagai istri. Nyatanya ia berkali-kali mengkhianati Lady. Sudah dimaafkan, tapi masih diulangi lagi. Selalu begitu. “Saya sudah kenyang janji yang gak pernah ditepati,” ucapnya.
Soal khilaf, memang bisa ditoleransi karena baru sekali. Tapi John ini tuman. Ia mudah mengulangi kesalahan yang sama, meski dengan orang yang berbeda. Lady heran, apa yang membuat suaminya doyan main perempuan. Apa memang watak, sehingga sulit sekali diubah?
Padahal, ketika Lady tahu John selingkuh, ia pun meminta untuk bercerai. Namun urung dilakukan karena bujukan keluarga untuk berdamai. Sebenarnya berat, tapi ia masih punya perasaan. Dan ini sudah ia lakukan berulang kali. “Wong dia ki gak bisa berubah, wis jadi kebiasaan. Gak mikirke gimana perasaanku yang sudah hancur berkali-kali,” tegasnya.
Meski gugatan sudah dilayangkan, namun John tak memberi jawaban. Ia masih berusaha memperbaiki hubungan dengan Lady. Meminta kesempatan untuk berubah. Tapi, kini Lady sudah terlalu banyak makan hati. Ia tak mau memberi toleransi lagi. (ifa/aro)
