RADARSEMARANG.COM, Harta bisa membuat sejahtera. Bisa juga menjadi derita. Jika tak bisa menyikapi dengan baik, dipastikan bakal seperti Lady Sandi yang ribut dengan suami karena masalah uang.
Di tahun pertama pernikahannya, ia diuji dengan permasalahan ekonomi. Dalam sebulan, diceritakannya, ia pernah tidak mendapat nafkah dari suami. Padahal, ia sendiri tidak diperbolehkan bekerja. Demi memenuhi kebutuhan rumah tangga, seperti urusan dapur, bayar listrik, bayar air, dan cicilan, ia terpaksa menggunakan uang simpanan pribadi.
Sayangnya, inisiatif Lady ini menjadikan John keterusan. Pada bulan berikutnya, ia kembali tidak mendapatkan haknya. “Ya dikasih, cuma gak cukup, terpaksa pakai uang tabungan lagi,” ujarnya.
Karena itulah, ia lantas menuntut suaminya untuk diberi hak. Sebagai ibu rumah tangga, ia tidak punya penghasilan kecuali pemberian suami. Namun ia tidak mendapatkannya. Lady mengaku sangat resah dengan tingkah suaminya. Ia merasa suaminya sangat pelit.
Lady menambahkan, gaji John cukup lumayan, UMR. Dari gaji tersebut, Lady hanya diberi Rp 500 ribu per bulan. Sisanya ia tidak tahu dipakai untuk apa. Ketika Lady menanyakan, ia justru dimarahi karena dianggap kepo. Padahal ia hanya ingin suaminya terbuka.
Selain itu, John juga sangat perhitungan. Dari pemberiannya yang tak seberapa, John seringkali meminta penjelasan dan rincian. Ia diminta sehemat mungkin. “Saya ini sudah irit, beli ya seperlunya. Tapi menurut dia (John), saya ini boros,” tambahnya.
Dari sikap John yang seperti ini, membuat Lady tak tahan. Setiap kali membahas uang, pasti jadi ribut. Bahkan John sempat melayangkan talak saking emosinya. Karena itulah Lady merasa tak dihargai sebagai istri.
Wanita 22 tahun ini merasa kapok punya suami sangat perhitungan. Usai menyelesaikan perkara gugatan cerainya di Pengadilan Agama Semarang nanti, ia berharap mendapat suami pengganti yang lebih perhatian. Tidak mempermasalahkan uang, dan memberinya kasih sayang. “Ya semoga saja dapat yang lebih baik, gak seperti ini lagi,” harapnya. (ifa/aro)