RADARSEMARANG.COM, Menjadi single parent di usia relatif muda tak pernah terbayangkan oleh Lady Sandi. Tentu saja ia ingin bahagia bersama keluarga kecilnya. Namun sayang, belum lama ini, ia harus bercerai dengan suaminya, John Dori.
Kata pisah sebenarnya kerap diucapkan John. Terutama ketika ia sedang marah dan menghadapi masalah. Ternyata kata itu kini menjadi doa. Lady yang tak kuat lagi mendampingi terpaksa menggugat cerai suami.
Diceritakan Lady usai mengambil akta cerai di Pengadilan Agama Semarang, pemicu masalah selalu dimulai dari keluarga suaminya. Sejak sebelum menikah Lady memang tak disukai. Bahkan sempat tak direstui. Namun, perlahan keduanya bisa bersatu dalam ikatan pernikahan.
Hanya saja, rasa tidak suka masih menjalar hingga kini. Ia dianggap tak cocok menjadi istri John. Selalu saja ada yang salah. Mertua dan iparnya tak memberi dukungan. Justru ia mendapat perundungan. “Saya seakan gak pernah dianggap di keluarganya, dari dulu begitu,” katanya.
Demi mempertahankan hubungan, ia selalu bertanya pada suaminya apa yang kurang. Ia ingin terus memperbaiki supaya bisa diterima. Namun masih sama saja. Untuk itu, ia tak betah jika harus berlama-lama di rumah mertua. Ia enggan menjadi bahan bullyan. “Capek saya,” keluhnya.
Setiap kali pulang dari rumah mertua ia selalu ribut dengan suami. John mendapat laporan ini itu dari keluarganya tentang Lady. Hal itu menjadi pemicu masalah. Apalagi kondisi John selalu disetir keluarga. Praktis banyak masukan yang ia terima.
Status John memang kepala keluarga, tapi sama sekali tak tercermin. Menurut Lady, hal ini dipengaruhi keluarganya yang selalu ikut campur. Parahnya, masalah apapun yang sedang dihadapi John selalu diceritakan pada keluarganya. Sementara Lady selalu memendam. Ia tak ingin orang lain tahu rumah tangganya sedang ada konflik.
“Saya mengajarkan dia mandiri. Tinggal jauh dari keluarga biar dia merasakan perjuangan. Tapi justru ia membuka semua aib rumah tangga. Intinya, gak bisa lepas dari keluarga,” katanya. (ifa/aro)