RADARSEMARANG.COM, Pernikahan menginjak usia setahun, Lady Sandi justru tak merasakan bahagia. Padahal di awal pernikahan, Lady dan John saling mencintai. Namun cinta itu luntur karena perlakuan John terhadap Lady yang tak manusiawi. Semakin dirasakan Lady semakin tertekan. “Saya trauma, perasaan itu sekarang sudah hilang, pudar,” ujarnya.
Karena perlakuan buruk suaminya itu, Lady beralih membenci suami. Ia mengaku menjalani pernikahan dengan setengah hati. Dirinya terombang-ambing, bingung memilih mempertahankan atau melepaskan. Ia seakan ditarik ulur oleh John. Terkadang sikapnya manis dan baik, membuat Lady ingin hidup bersama hingga akhir. Namun seringkali ia ketakutan dan cemas memikirkan hidupnya yang terancam.
Ia mengaku sangat tertekan tinggal dengan John. Lady sering insomnia dan selalu terjaga karena takut jika sewaktu-waktu John memukul seperti biasa. Selain tempramen, John juga bukan suami siaga. Ia tak pernah hadir ketika Lady butuh. Bahkan kerap ditinggal di rumah sendiri. Pulang ke rumah sesuka hati, padahal sebagai seorang istri ia ingin selalu ditemani suami. Selalu saja ia merasa sepi.
Tekanan batin yang dirasakan Lady sangat besar. Di satu sisi ia ingin berpisah namun tak ingin mengecewakan keluarga. Tapi di sisi lain ia sudah tidak tahan dengan suaminya. “Ibaratnya saya sudah tak bisa percaya dengan suami. Jadi mau bagaimanapun sudah tak sreg,” akunya.
Agar tak salah langkah, ia mencoba berkomunikasi dengan John. Meski diselimuti rasa takut, ia beranikan bertanya baik-baik, inginnya seperti apa. Lady ungkapkan uneg-uneg yang ia alami. Seperti perkiraan, John bukan menanggapi dengan baik justru marah karena Lady dianggap lancang. Padahal seharusnya John minta maaf karena telah memperlakukan Lady semena-mena.
Berbekal tanggapan John itu, Lady semakin yakin jika suaminya memang tak baik. Ia punya alasan yang jelas untuk segera mengakhiri pernikahan dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama Semarang. (ifa/aro)
