RADARSEMARANG.COM, Lady Sandi menganggap suaminya tak lagi peduli. Pasalnya, sudah sekian lama ia tak mendapatkan nafkah batin. Setiap kali pulang kerja, suaminya langsung istirahat. Begitupun ketika hari libur. Ia merasa tak mendapatkan kasih sayang seperti ketika menjadi pengantin baru. Suaminya banyak berubah. Terutama setelah mendapatkan pekerjaan baru, menjadi lebih sibuk.
Kini, John Dori tak terlalu terbuka seperti dulu. Lebih banyak diam. Hasilnya, komunikasi tak pernah terjalin dengan baik. Sementara Lady sendiri terlalu takut untuk memulai. “Ingin bilang ke suami tapi takut. Punya suami nggak ada komunikasinya. Pengin sesekali bercanda gitu, tapi tak pernah kesampaian,” ujarnya.
Pernikahan yang tak dilandasi dengan pengertian akan mengantarkan kehancuran. Begitupun keluarga kecil Lady ini. Meski nafkah lahir rutin diberi, tapi Lady tak memungkiri sangat membutuhkan nafkah batin. “Punya suami seperti tak punya suami, gak pernah ada waktu buat berdua,” keluhnya.
Prahara ini sudah dilaluinya berbulan-bulan. Ia dilema antara bertahan atau melepaskan. Tinggal satu atap, tapi tak sering bertegur sapa. Untuk menyegarkan pikiran, ia mengunjungi orang tuanya dan menginap untuk menghilangkan penat. Ia juga bercerita pada orang tuanya. Beberapa saran sudah dilakukan, termasuk merendahkan hati mengajak komunikasi.
Saking capeknya dengan suasana rumah tangga yang tak kondusif, ia beranikan diri meminta kejelasan. Namun John masih sama, tak ada perubahan. Lady semakin merasa suaminya tak lagi ada rasa terhadapnya. Ia pun begitu, perasaannya hambar. Tanpa seizin John, ia kembali ke orang tuanya. Pun tak ada upaya untuk menjemput. Hanya menanyakan lewat handphone. “Seperti itu apa ya masih dianggap serius mempertahankan rumah tangga, saya nggak tahan diginiin terus,” tegasnya.
Dengan besar hati, Lady memilih menyudahi pernikahan ini. Cukup sampai di sini saja. Saat ini, proses perceraian di Pengadilan Agama Semarang masih berjalan. Ke depan, ia hanya berharap mendapat pasangan yang jauh lebih baik. (ifa/aro)
