RADARSEMARANG.COM, Lady Sandi termasuk istri pemalas. Bagaimana tidak, pekerjaan rumah tangga banyak yang diabaikan. Padahal ia nganggur, tidak bekerja. Sementara John setiap pulang kerja kudu turun tangan karena risih melihat rumahnya kotor.
Memang, gawean rumah tak hanya jadi tanggung jawab istri. Suami pun juga turut berperan. Hanya saja, Lady ini sudah kelewatan. Tidak sibuk, tapi malas beberes rumah. Padahal hal ini tentu bernilai positif, jauh dari penyakit. “Kebiasaan punya pembantu ya jadi begini,” kata John kesal.
Saking malasnya, baju yang bakal dipakai John untuk kerja terkadang masih kotor. Kalau ia tak inisiatif mencuci sendiri, dipastikan istrinya tak bergerak. “Maunya laundry, padahal dia gak ngapa-ngapain di rumah. Kan mending uangnya ditabung,” imbuhnya.
John tambah dibuat pusing dengan permintaan Lady yang menginginkan pembantu. Ia tak keberatan jika Lady punya kesibukan. Paling tidak kerja. Namun ia saja ogah. Jangankan kerja, di rumah saja malas. John tak habis pikir istrinya bisa begitu. Dinasihati tak mempan. Dimarahi, eh malah mengadu ke orang tua. Mana mereka mendukung lagi. “Kan jadi terkesan saya yang salah, jadi bingung,” ujarnya.
Pulang kerja bukannya dijamu. Ini justru makin capek. Setiap hari begitu. Demi tak makan hati, ia seringkali pulang malam. Biar sampai rumah langsung tidur. Begitupun ketika berangkat kerja, pilih pagi supaya tak emosi. Siklus hidup John jadi berubah. Tak betah di rumah. John mengaku lama-lama ia bosan melihat istrinya. Sudah pemalas, tak perhatian lagi. Sudah tak ada chemistri. Daripada begini, John memilih pergi. Ia jatuhkan talak untuk Lady. “Semoga nanti bisa dapat yang lebih baik,” harapnya. (ifa/aro)