RADARSEMARANG.COM, Sebelum menjatuhkan talak, John Dori sering pulang malam. Dipakainya untuk bersenang-senang. Menghabiskan waktu di luar. Ia bosan di rumah.
Meski berat mengungkapkan, Lady akhirnya buka suara. Buah dari perubahan sikap suaminya karena bosan dengannya. Ia juga dianggap sudah tua. Tak bisa merawat diri. Padahal sebagai perempuan, ia cukup pandai berdandan.
“Saya sedih ketika dia bilang hubungan rumah tangga kita cuma rutinitas,” ujarnya.
Padahal Lady juga sibuk mengurus usaha. Beberapa kali ia mengajak jalan-jalan, tapi John enggan. Lama-lama Lady merasa bosan. Bangun tidur, kerja, pulang, dan tidur. Begitu terus. Kalau pas hari libur dipakai istirahat. “Mana ada waktu buat refreshing,” ucapnya jengkel.
Karena inilah perdebatan tak bisa terhindarkan. Lebih sering cekcok daripada romantis. Tak jarang keputusan-keputusan besar diambil sendiri, dan menjadi masalah baru. Selalu begitu. Lady sampai hafal.
Bagi Lady, semakin lama usia pernikahannya bakal semakin sayang. Berbalik dengan John yang semakin bosan.
Ia tak berdiam diri. Berbagai upaya telah dilakukan agar suaminya tak bosan. Terkadang ia dandan lebih cantik dan seksi agar John mau melirik. Sesekali John terpikat, namun tetap saja balik lagi. Seperti apapun keadaannya, bagaimanapun pertikaian, John adalah suaminya. Orang yang sangat ia cintai.
Ia tak memungkiri dirinya makin berumur. Usianya tak lagi muda, sudah kepala empat. Tapi, mereka sudah mengarungi bahtera rumah tangga puluhan tahun. Tak mudah berpisah begitu saja. Apalagi ada anak-anak. “Masak iya alasan bosan sampai mau ninggalin istri dan anak, kan bikin kesal,” katanya.
Demi merawat diri untuk mempertahankan rumah tangga, Lady sampai melepaskan usahanya. Semua itu dilakukan agar bisa fokus mengurus anak dan suami. Sayangnya, John telanjur bosan. Upayanya sia-sia, sama saja. Tapi ia masih berharap, di sidang yang akan dijalani Lady bakal berjuang lebih keras. “Ini belum berakhir, semoga bisa balik seperti semula,” harapnya. (ifa/aro)