RADARSEMARANG.COM, Sangat berat bagi Lady Sandi untuk mengatakan kondisi rumah tangga kepada anak-anaknya. Tentu ini tak mudah. Ia perlu waktu yang tepat. Ketika terungkap, ia lega. Meski berderai air mata.
Setelah diam-diam mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Semarang, Lady akhirnya buka suara. Ia sudah tak tahan ketika anak-anaknya terus menanyakan keberadaan bapaknya. Lady tahu, mereka rindu. Meski tertatih, Lady tetap gigih. Yang terpenting membuat anak-anak tak sedih. “Saya kasih tahu pelan-pelan, pakai perumpaan,” katanya.
Ia tentu saja resah. Sudah hampir dua tahun terpisah. Memang, John Dori, suaminya, semula berangkat kerja di luar Jawa. Ada panggilan di salah satu perusahaan. Lady tak menghalangi, karena itu merupakan salah satu cita-cita suaminya. Ia mendukung penuh. Walaupun sempat khawatir, tapi ia tetap mengizinkan John pergi. “Karena kerja ya boleh saja walaupun jauh. Kan juga buat keluarga,” ujarnya.
Awal ditinggal, mereka masih komunikasi dengan baik. Dengan anak-anak sering video call untuk mengobati rasa kangen. Setidaknya hal kecil ini membuatnya tenang. Ia bisa mengetahui, keadaan suaminya baik-baik saja. John pernah pulang sekali, tapi berangkat lagi.
Tahun kedua, kebiasaan itu mulai memudar. Bahkan sudah biasa tak menghubungi. Paling seminggu sekali. Atau pas kirim gaji. Lambat laun kabarnya mulai hilang. Nafkah lahir juga tak diberikan. Tapi bukan itu, Lady sangat khawatir suaminya kenapa-napa. Entah John sedang tak baik-baik saja atau ia berulah. Karena ia hanya bermodal percaya.
Demi memastikan suaminya dalam keadaan baik, ia menghubungi rekan-rekan yang berangkat bersamaan. “Mereka bilang John baik-baik saja, sehat, katanya begitu,” jelasnya.
Lady lega mendengar kabar ini. Tapi, yang membuatnya harus menggugat cerai John ketika didapati John bermain perempuan. Ada beberapa bukti. Pasti ini yang membuat John menghilang. Tak ingat anak istri. “Saya gak bisa apa-apa, sudah disuruh pulang tapi gak mau. Kan sama saja saya ditelantarkan,” katanya geram.
Kini, yang ia tahu hanya membesarkan anak-anak. Membuat mereka bahagia. (ifa/aro)